Tim Israel bertemu pada hari Kamis untuk membahas proposal gencatan senjata AS dengan Lebanon dan akan melanjutkan diskusi di hari-hari mendatang, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Jumat, seraya menambahkan bahwa ia menghargai upaya AS.
“Tim kami bertemu (Kamis, 26 September) untuk membahas inisiatif AS dan bagaimana kami dapat mencapai tujuan bersama untuk memulangkan orang dengan selamat ke rumah mereka. Kami akan melanjutkan diskusi tersebut dalam beberapa hari mendatang,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Usulan tersebut didukung oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mengatakan invasi Israel ke Lebanon adalah kesalahan besar.
“Dan saya yakin AS kini harus meningkatkan tekanan pada perdana menteri Israel untuk melakukan hal tersebut,” kata Macron kepada Canadian Broadcasting Corporation.
Gencatan senjata serupa diusulkan oleh negara adidaya dunia
Menteri Luar Negeri Israel Katz sebelumnya menolak usulan serupa untuk gencatan senjata selama 21 hari, dan Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk terus berperang dengan kekuatan penuh.
Menurut Macron, jika Netanyahu menolak usulan tersebut, Prancis akan mengangkat masalah tersebut ke Dewan Keamanan PBB.
PMO menyatakan Netanyahu belum menanggapi usulan Amerika-Prancis ini.
“Laporan tentang arahan yang dimaksudkan untuk meredakan pertempuran di utara adalah kebalikan dari kebenaran.” kata pernyataan itu.
“Pertempuran di Gaza juga akan terus berlanjut sampai semua tujuan perang tercapai.”