Pangkalan militer Israel rusak akibat serangan Iran yang terjadi pada Selasa malam, kata IDF pada Rabu sore.

Serangan rudal Iran mengirimkan sekitar 180 rudal ke Israel, juga menargetkan daerah berpenduduk.

Meskipun rudal Iran menghantam pangkalan militer, Angkatan Udara Israel menekankan bahwa tidak ada warga sipil, tentara, atau pesawat yang terluka oleh serangan tersebut.

Melalui intelijen dan cara lain, tidak ada satu pun jet IAF yang terkena rudal tersebut, kata militer Israel.

Selain itu, kerusakan yang terjadi pada pangkalan militer tidak cukup signifikan untuk menghambat efektivitas IAF, sehingga memungkinkan angkatan udara untuk terus menyerang sasaran di Gaza dan Lebanon.

Gambar ini menunjukkan proyektil di atas Yerusalem, pada 1 Oktober 2024. Pengawal Revolusi Iran mengatakan serangan rudal yang dilakukan terhadap Israel pada 1 Oktober adalah sebagai respons atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pekan lalu serta pembunuhan pemimpin Hamas (kredit : MENAHEM KAHANA / AFP)

Israel masih mampu melakukan serangan balik

Kerusakan yang terjadi juga tidak cukup untuk mencegah Israel bersiap menyerang Iran, kata IDF. Namun, terdapat implikasi bahwa serangan di Iran mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat karena Israel lebih menekankan pada penghancuran kemampuan Hizbullah selama operasinya saat ini di Lebanon.

Meskipun ada kemungkinan penundaan dalam tindakan pembalasan terhadap Iran, Israel masih menekankan hal itu seperti Juru Bicara IDF R.-Adm. Daniel Hagari dan pejabat tinggi pertahanan politik lainnya mengatakan—masih akan ada tanggapan terhadap Iran pada waktu yang dianggap tepat oleh pemerintah.

Selain itu, IDF mencatat bahwa Israel telah diserang oleh 25.000 roket, rudal, dan mortir sepanjang perang.

IDF mengatakan bahwa mereka telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam mencegah mereka menyerang warga sipil dan menyebabkan kerusakan, dan mereka terus melakukan hal yang sama dalam kasus serangan Iran pada hari Selasa.