Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengecam kepemimpinan Otoritas Palestina dalam pidatonya di hadapan Dewan Keamanan pada Jumat sore karena gagal membedakan dirinya dari Hamas dan mengharapkan peran dalam pemerintahan Gaza pascaperang.
Perdana Menteri Mohammad Mustafa meninggalkan ruangan ketika Danon berbicara.
“Tapi aku berencana bertanya padanya, bagaimana kamu bisa diam saja?” Danon berkata tentang Mustafa. “Bagaimana Anda bisa, sebagai wakil rakyat Anda yang berani, tetap terdiam di tengah kebiadaban seperti itu. Mengapa Anda menolak? Anda menolak mengutuk Hamas dan kekejamannya.”
Menurut Danon, Mustafa tidak menyebut Hamas dalam pidatonya di hadapan Dewan Keamanan, begitu pula Presiden Mahmoud Abbas dalam pidatonya pada Kamis di hadapan Majelis Umum.
Danon menuduh Mustafa dan Abbas menyia-nyiakan “kesempatan yang jelas” untuk membedakan dirinya dari Hamas dan menampilkan Otoritas Palestina kepada dunia sebagai “badan yang moderat dan masuk akal yang mencari masa depan yang damai.”
“Namun, Otoritas Palestina tidak tertarik dengan masa depan itu,” katanya.
Danon menuduh Otoritas Palestina melindungi Hamas
Danon melanjutkan, menuduh Otoritas Palestina melindungi Hamas alih-alih menghadapi mereka dan mendorong terorisme melalui “bayar untuk membunuh.”
Danon mengatakan itu adalah pengkhianatan terhadap Israel dan rakyat Palestina yang masa depannya “dijual demi kekerasan.”
Kita berbicara tentang Gaza dan masa depan Gaza. Bagaimana Anda berharap menjadi bagian dari masa depan Gaza yang fungsional dan kooperatif, ketika Anda bahkan tidak dapat mempertahankan kendali atas wilayah yang Anda kelola?” Danon menembak ke arah kursi kosong Mustafa.
Komunitas internasional harus bertanya pada diri sendiri bagaimana Otoritas Palestina dapat dipercaya dalam menangani masa depan Gaza, kata Danon, seraya menambahkan bahwa Israel tidak akan berdiam diri ketika teror menyebar.
“Alih-alih mengesampingkan terorisme, mereka malah membiarkannya memburuk. Membuat Israel tidak punya pilihan selain bertindak,” kata Danon. “Dan itulah yang kami lakukan. Kami memiliki misi untuk menghilangkan teror di mana pun hal itu terjadi, di Beirut, di Jenin, di Gaza. Kami tidak akan berhenti sampai warga kami aman.”
Danon tidak menyebut Lebanon atau Hizbullah dalam sambutannya.