Distrik Quiapo di Manila terletak tepat di luar kota bertembok Intramuros. Ini menjadi perluasan alami ketika kota ini berkembang pada masa kolonial Spanyol, dan merupakan alamat pilihan bagi masyarakat kaya Filipina. mestizo keluarga, terutama di Jalan Hidalgo yang berjajar rumah batu (rumah batu) bersaing satu sama lain dalam hal kemegahan dan ukuran. Banyak dari rumah-rumah ini sekarang berada dalam kondisi rusak. Namun yang paling menonjol, berusia seabad Rumah Nakpil-Bautista (Rumah Nakpil-Bautista) masih berdiri.
Dibangun pada tahun 1914 oleh Arcadio Arellano untuk Dr. Ariston Bautista dan istrinya Petrona Nakpil, rumah ini terletak di dua bidang tanah dengan luas total 500 meter persegi (5.400 kaki persegi). Ini adalah gaya khas pada masanya—dua lantai, dengan lantai bawah berfungsi sebagai lantainya zaguanatau tempat parkir kereta kuda. Batu-batu di lantai dasar berasal dari Meksiko, dan beberapa ubin warna-warni sebelum tangga berasal dari Spanyol.
Satu set tangga pendek mengarah ke tempat yang ditinggikan sala (ruang tamu), ruangan yang berfungsi sebagai bengkel, dan kamar tidur. Lantai bawah terbuat dari batu dan kayu. Tangga utama membawa Anda ke lantai dua, di mana aula utama terletak di sebelah kanan dan dapur serta ruang makan di sebelah kiri. Di kedua sayap terdapat beberapa ruangan untuk banyak penghuni rumah. Jendela besar di ruang tamu memberikan sirkulasi udara bebas ke seluruh rumah—belum ada unit AC pada saat rumah ini dibangun.
Beberapa tokoh penting dalam sejarah Filipina pernah tinggal di Rumah Nakpil-Bautista. Ariston Bautista, yang membangun rumah tersebut, adalah salah satu profesor pertama di Universitas Filipina dan juga menemukan obat untuk memerangi kolera. Gregoria de Jesus yang legendaris, janda Andres Bonifacio, pendiri kelompok bersenjata revolusioner Majelis Putra Rakyat yang Paling Terhormat (KKK) adalah tokoh terkemuka di cabang organisasi perempuan. Setelah Bonifacio meninggal, ia menikah dengan musisi Julio Nakpil.
Rumah tersebut selamat dari pemboman Jepang pada Perang Dunia II, yang merusak 70 persen wilayah Manila. Keluarga Nakpil-Bautista pindah dari rumah tersebut pada tahun 1960-an. Sejak itu, gedung ini digunakan sebagai pusat komunitas, museum, dan ruang kelas untuk anak-anak dari daerah sekitar selama pandemi COVID-19. Museum ini menampilkan sejarah Quiapo, keluarga Nakpil-Bautista, dan Revolusi Filipina.
Komisi Sejarah Nasional Filipina menyatakan rumah tersebut sebagai kekayaan budaya pada tanggal 25 Agustus 2011. Selain nilai sejarah rumah tersebut, rumah ini juga layak untuk dikunjungi karena merupakan representasi sempurna dari gaya arsitektur yang berlaku selama masa kolonial Spanyol dan awal abad ke-19. .