Mark Brzezinski, duta besar AS untuk Polandia, diminta untuk menjelaskan keputusan tersebut tepat sebelum dia meninggalkan jabatannya pada hari Senin, kata Kementerian Pembangunan Ekonomi Polandia dalam komentar email yang dibagikan kepada POLITICO. Wakil Menteri Michał Baranowski juga akan mengangkat masalah ini selama perjalanannya ke AS minggu ini.
Perselisihan ini mengungkapkan bagaimana sekutu-sekutu Eropa dapat dengan mudah menjadi korban tambahan bagi upaya AS untuk membendung kemajuan teknologi Tiongkok. Presiden Biden dan Donald Trump sama-sama meningkatkan upaya untuk memutus akses Tiongkok terhadap produk-produk teknologi tinggi seperti chip canggih, yang terkadang merugikan perusahaan-perusahaan Eropa.
Senin lalu, AS diumumkan bahwa hanya 18 negara sekutu, termasuk 10 negara UE, yang dapat terus membeli chip AI tanpa batasan. Eropa sangat bergantung pada perusahaan-perusahaan yang berbasis di AS, seperti perancang chip terkemuka dunia, Nvidia. Polandia bukan bagian dari kelompok 18 negara tersebut dan sekarang menghadapi batasan jumlah chip AI yang dapat dibeli.
Langkah AS ini disambut dengan “kejutan besar,” tulis Paszyk. “Tidak memasukkan Polandia di antara 18 sekutu dan mitra utama adalah keputusan yang menurut saya tidak dapat dipahami.”
Pemerintah Polandia prihatin dengan dampak pembatasan tersebut terhadap sektor teknologi dan ekspansi militer negara tersebut. “Polandia telah berinvestasi dalam pengembangan sektor teknologi tinggi selama bertahun-tahun, dan kemungkinan pembatasan dapat berdampak buruk pada kecepatan dan cakupan proses ini,” tulis kementerian pembangunan ekonomi.
Pembangunan militer Polandia bisa terpukul karena mereka sedang mengembangkan sistem AI yang dapat membantu memantau dan merespons ancaman musuh. Kementerian mengatakan pemberlakuan pembatasan ekspor AS dapat membatasi peluang untuk mengembangkan sistem ini lebih lanjut.