Pada tahun 1925, kota Nome, Alaska, mengalami wabah difteri yang parah. Kota ini tidak memiliki cukup antitoksin untuk mengobati banyak penduduk kota yang sakit parah, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak, jadi 20 tim musher dan anjing kereta luncur mereka mengirimkan barang dari Nenana ke Nome melalui Jalur Iditarod, yang berjarak 674 mil, untuk mengantarkan obat-obatan. dan perbekalan ke kota, hanya dalam waktu lima hari. Tim menghadapi kondisi mematikan, termasuk suhu yang mencapai lima puluh derajat di bawah nol dan pendakian puncak gunung setinggi 5.000 kaki. Orang-orang di seluruh dunia mengikuti cerita ini, yang menjadi berita utama di surat kabar dan dilaporkan di radio.

Balto, seekor husky Alaska, dibesarkan oleh musher Leonhard Seppala. Dia memimpin perjalanan terakhir, yang menghadapi kondisi paling keras, bersama musher Gunnar Kaasen. Dia hidup sampai usia lanjut yaitu 14 tahun. Penggemar keberaniannya dapat mengunjungi lebih dari sekedar patungnya: setelah kematiannya, dia dibuat taksiderminya, dan sekarang tinggal di Museum Sejarah Alam Cleveland. Warna bulu aslinya tampak coklat coklat, dengan dua kaus kaki depan panjang berwarna putih.

Sebagai pengakuan atas apa yang dilakukan anjing pemimpin Balto dan anjing serta manusia lainnya, tim seniman Kota New York, dipimpin oleh Cecilia Beaux, mengumpulkan dana dan mengajukan petisi kepada kota tersebut untuk membuat patung untuk menghormati anjing pemberani dan tim lain yang mencapai prestasi. suatu prestasi yang hampir tak terbayangkan. Pematung kelahiran Brooklyn, Frederick Roth, terpilih untuk membuat patung penghormatan untuk berdiri di Central Park. Sang seniman memodelkan sosok Alaska Malamute dari New Hampshire bernama Chinook, sehingga tampilan patung tersebut agak berbeda dengan Balto sebenarnya.

Patung tersebut diresmikan pada tanggal 17 Desember 1925, dan sejak saat itu patung tersebut berdiri di atas singkapan batu di taman. Selama satu abad terakhir, patung penghormatan Balto telah menjadi tujuan populer bagi pengunjung taman, terutama anak-anak.

Prasasti itu berbunyi: “Didedikasikan untuk semangat gigih dari kereta luncur anjing yang mengirimkan antitoksin sejauh enam ratus mil di atas es kasar, melintasi perairan berbahaya, melalui badai salju Arktik dari Nenana hingga bantuan Nome yang tertimpa musibah di Musim Dingin tahun 1925. Ketahanan – Kesetiaan – Kecerdasan .”

Kini, tim konservator merawat Balto: patung tersebut secara rutin diberi lapisan lilin panas dan dipoles, untuk melindunginya dari cuaca buruk. Patung tersebut rupanya juga kini menjalani pemindaian tiga dimensi, untuk mendokumentasikan kondisinya, jika perlu diperbaiki. Patung Balto bukan satu-satunya yang memperingati peristiwa tersebut: Togo, kereta luncur anjing lainnya dalam misi penyelamatan Nome, juga memiliki patung perunggu yang didedikasikan untuknya, di Taman Seward di Lower Manhattan.



Sumber

Krystian Wiśniewski
Krystian Wiśniewski is a dedicated Sports Reporter and Editor with a degree in Sports Journalism from He graduated with a degree in Journalism from the University of Warsaw. Bringing over 14 years of international reporting experience, Krystian has covered major sports events across Europe, Asia, and the United States of America. Known for his dynamic storytelling and in-depth analysis, he is passionate about capturing the excitement of sports for global audiences and currently leads sports coverage and editorial projects at Agen BRILink dan BRI.