Wakil Presiden Kamala Harris hari ini bertugas mengumumkan pengesahan pemenang pemilu presiden, Donald Trump.
Menjelang peringatan empat tahun kerusuhan dan penyerbuan Gedung Capitol AS yang dipicu oleh Trump, Harris dalam sebuah video baru menampilkan kontras yang tersirat dengan cara dia menangani tugas konstitusionalnya.
“Transfer kekuasaan secara damai adalah salah satu prinsip paling mendasar dalam demokrasi Amerika,” kata Harris. “Sama seperti prinsip lainnya, prinsip inilah yang membedakan sistem pemerintahan kita dengan monarki atau tirani.
“Hari ini di Gedung Kongres Amerika Serikat, saya akan menjalankan tugas konstitusional saya sebagai wakil presiden Amerika Serikat untuk mengesahkan hasil pemilu 2024. Tugas ini adalah kewajiban suci, yang akan saya junjung tinggi, dipandu oleh kecintaan terhadap negara, kesetiaan terhadap Konstitusi kita, dan keyakinan saya yang tak tergoyahkan terhadap rakyat Amerika.”
Hasil suara elektoral adalah 312-226. Trump memenangkan suara populer 49,9% berbanding 48,4% untuk Harris.
Harris tidak secara langsung menyebutkan serangan terhadap Capitol pada tanggal 6 Januari 2021, namun mengatakan, “Seperti yang telah kita lihat, demokrasi kita bisa saja rapuh, dan terserah pada kita masing-masing untuk mempertahankan prinsip-prinsip yang paling kita hargai, dan untuk memastikan, di Amerika, pemerintahan kita selalu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.”
Tidak ada indikasi bahwa Partai Demokrat berencana untuk menentang pengesahan hasil pemilu Joe Biden pada sesi gabungan Kongres hari ini, seperti yang dilakukan 147 anggota Partai Republik empat tahun lalu, termasuk ketua DPR saat ini, Mike Johnson, bahkan setelah serangan tersebut.
Capitol sendiri dalam keadaan siaga tinggi hari ini karena sertifikasi tersebut ditetapkan sebagai acara keamanan tinggi khusus nasional. Berbeda dengan empat tahun lalu, lokasi tersebut dikelilingi oleh pagar pengaman, sementara protes apa pun diperkirakan akan teredam oleh badai musim dingin yang melanda DC semalaman. Faktanya, pemerintah federal tutup selama hari salju.
Biden menerbitkan opini di The Washington Post pada tanggal 6 Januari.
Biden menulis, “Upaya yang tiada henti telah dilakukan untuk menulis ulang – bahkan menghapus – sejarah pada masa itu. Untuk memberi tahu kami bahwa kami tidak melihat apa yang kami lihat dengan mata kepala sendiri. Untuk mengabaikan kekhawatiran tentang hal itu sebagai semacam obsesi partisan. Untuk menjelaskannya sebagai protes yang tidak terkendali.
“Bukan ini yang terjadi.
“Pada saatnya nanti, akan ada warga Amerika yang tidak menyaksikan langsung kerusuhan 6 Januari namun akan mempelajarinya dari rekaman dan kesaksian pada hari itu, dari apa yang tertulis dalam buku sejarah dan dari kebenaran yang kami sampaikan kepada anak-anak kami. Kita tidak bisa membiarkan kebenaran hilang.”