Gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu di Gaza mulai berlaku pada Minggu pagi, setelah tertunda hampir tiga jam dari waktu yang diperkirakan.
BBC News melaporkan bahwa warga Gaza mulai kembali ke rumah merekasetelah Hamas memenuhi syarat gencatan senjata yakni merilis nama tiga sandera pertama yang akan dibebaskan.
Gencatan senjata tersebut diharapkan mulai berlaku pada pukul 6.30 pagi GMT, namun ditunda pada menit-menit terakhir setelah daftar sandera yang diperkirakan tidak kunjung tiba. Hamas menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh “alasan teknis di lapangan.”
Israel terus menyerang Gaza selama tiga jam penundaan tersebut. Badan pertahanan sipil yang dikelola Hamas mengatakan kepada BBC bahwa 19 orang tewas pada saat itu.
Tiga sandera yang akan dibebaskan oleh Hamas adalah: Doron Steinbrecher, Emily Damari dan Romi Gonen.
Gencatan senjata ini merupakan harapan terbesar untuk mengakhiri konflik yang dipicu pada 7 Oktober 2023 oleh serangan Hamas terhadap Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 251 warga Israel disandera.
Diperkirakan, sejak saat itu, lebih dari 46.000 warga Palestina telah terbunuh.
Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu menyetujui kesepakatan yang dimediasi oleh AS dan Qatar, yang mengharuskan Israel membebaskan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjaranya.
Dia menghadapi penolakan terhadap kesepakatan itu dari dalam kabinetnya sendiri. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan dua tokoh senior pemerintahan lainnya mengundurkan diri sebagai bentuk protes, sehingga perdana menteri yang diperangi itu hanya mempunyai mayoritas tipis dalam kekuasaan. Ben Gvir menulis dalam surat pengunduran dirinya bahwa perjanjian gencatan senjata mewakili “kemenangan bagi terorisme.”
