Di lanskap nyata Taman Nasional Joshua Tree, ada satu batu yang menonjol dari batu lainnya karena penampilannya yang menghantui. Terletak tak jauh dari jalan utama taman, Skull Rock terkenal karena kemiripannya dengan tengkorak humanoid. Tengkoraknya agak panjang, dan wajahnya agak datar, memberikan kesan seperti raksasa yang jatuh, atau alien yang sangat besar.

Tentu saja, sama seperti bongkahan batu lainnya, penampakan Batu Tengkorak yang tidak biasa ini disebabkan oleh erosi. Hujan yang jarang terjadi berkumpul menjadi cekungan kecil dan alami pada batuan, sehingga memperluasnya selama ribuan tahun. Cekungan ini menjadi lubang besar, berbentuk lubang hidung dan rongga mata kosong. Perubahan angin, es, dan suhu semakin menyempurnakan bentuk batuan. Hasilnya adalah sesuatu yang tak terduga seperti hidup (atau mungkin seperti kematian) di tengah medan gurun yang terjal.

Jalur lingkar Skull Rock sepanjang 1,8 mil melewati banyak formasi batuan menarik lainnya, serta tanaman indah seperti Mojave Mound Cactus, Desert Trumpet, dan Woody Forget-me-not. Kura-kura, kadal, burung, dan hewan pengerat dapat ditemukan berlindung di bawah naungan batu-batu besar. Meskipun Batu Tengkorak itu sendiri mungkin membangkitkan gambaran kematian, asal usul dan lingkungan sekitarnya berfungsi sebagai pengingat bahwa gurun itu kuno dan sangat hidup.



Sumber

Krystian Wiśniewski
Krystian Wiśniewski is a dedicated Sports Reporter and Editor with a degree in Sports Journalism from He graduated with a degree in Journalism from the University of Warsaw. Bringing over 14 years of international reporting experience, Krystian has covered major sports events across Europe, Asia, and the United States of America. Known for his dynamic storytelling and in-depth analysis, he is passionate about capturing the excitement of sports for global audiences and currently leads sports coverage and editorial projects at Agen BRILink dan BRI.