Tim Presiden terpilih AS Donald Trump sedang mempertimbangkan kembali pendekatannya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina, tulis Financial Times, mengutip sumber.

Publikasi tersebut berbicara dengan pejabat Eropa yang tidak disebutkan namanya yang telah mendiskusikan kemungkinan diakhirinya perang dengan tim Trump dalam beberapa minggu terakhir. Menurut mereka, selama negosiasi terlihat jelas bahwa rekanan presiden terpilih AS belum memutuskan bagaimana menyelesaikan konflik ini.

“Seluruh tim Trump terobsesi dengan kekuasaan dan terlihat kuat, jadi mereka memikirkan kembali pendekatan mereka terhadap Ukraina,” kata salah satu sumber kepada Financial Times. Pemerintahan Trump yang akan datang khawatir bahwa keputusan mereka mengenai Ukraina dapat disamakan dengan penarikan pasukan AS dari Afghanistan di bawah kepemimpinan Joe Biden yang “bencana”, tambahnya.

Trump dan rekan-rekannya, menurut Financial Times, telah mengatakan dalam beberapa hari terakhir bahwa perang antara Rusia dan Ukraina dapat berakhir dalam beberapa bulan setelah pelantikan Presiden terpilih AS. Selama kampanye pemilu, Trump berjanji untuk mengakhiri konflik dalam “24 jam.”

Oleh karena itu, Trump menyarankan agar dirinya melakukan negosiasi dengan Putin dalam enam bulan ke depan. Sebaliknya, Keith Kellogg, yang dicalonkan oleh presiden terpilih untuk jabatan utusan khusus untuk Ukraina dan Rusia, mengatakan bahwa Trump akan dapat menawarkan “solusi yang dapat diterima” untuk mengakhiri perang “dalam waktu dekat.” Kellogg mengatakan tujuan pribadinya adalah menghentikan konflik dalam 100 hari.

Sekutu Eropa yaitu Washington dan Kyiv menganggap penundaan berakhirnya perang sebagai tanda bahwa pemerintahan Trump tidak akan segera meninggalkan dukungan untuk Ukraina, tulis Financial Times.

Amerika Serikat adalah sekutu dan pemasok bantuan militer terbesar bagi Ukraina. Di tengah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, terdapat kekhawatiran bahwa Washington akan berhenti mendukung Kyiv.

Sumber Reuters melaporkan bahwa Vladimir Putin terbuka untuk bernegosiasi dengan Trump mengenai gencatan senjata, tetapi tidak siap untuk membuat konsesi teritorial yang signifikan, dan juga menentang masuknya Ukraina ke dalam NATO.

Menurut utusan khusus Trump untuk Ukraina Keith Kellogg, presiden terpilih AS tidak akan memberikan konsesi kepada Putin dan ingin “menyelamatkan Ukraina.”

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.