Gambar representasional yang diberikan oleh Penjaga Pantai Hellenic menunjukkan para migran berada di atas kapal selama operasi penyelamatan, sebelum kapal mereka terbalik di laut terbuka, lepas pantai Yunani, 14 Juni 2023. — Reuters

ISLAMABAD: Pemerintah federal telah memutuskan untuk melakukan penyelidikan tingkat tinggi atas kecelakaan kapal tragis di Maroko yang mengakibatkan kematian 44 warga Pakistan.

Perdana Menteri Shehbaz Sharif telah membentuk komite khusus untuk mengawasi penyelidikan tersebut, kata sumber Berita Geo pada hari Sabtu.

Insiden tersebut terjadi pada hari Kamis ketika 50 migran tewas ketika sebuah kapal yang membawa migran ilegal dari negara Afrika, Mauritania, menuju Spanyol terbalik.

Meski sebanyak 36 warga Pakistan berhasil diselamatkan, sisanya masih hilang dan menurut laporan Kedutaan Besar Pakistan, diperkirakan tewas.

Kapal naas tersebut berangkat dari Mauritania pada tanggal 2 Januari dengan membawa 86 migran. Pihak berwenang Maroko melaporkan bahwa 66 penumpang adalah warga negara Pakistan dan mencatat bahwa mereka telah menyelamatkan 36 orang setelah kecelakaan tersebut.

Perkembangan ini terjadi di tengah insiden serupa lainnya di mana lebih dari 80 warga Pakistan tenggelam setelah kapal yang membawa mereka terbalik di dekat Yunani pada malam antara 13 dan 14 Desember 2024.

Tragedi kapal Yunani memicu reaksi keras dari pemerintah dan PM Shehbaz mengarahkan pihak berwenang untuk mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang terlibat dalam penyelundupan manusia.

Sejak itu, Badan Investigasi Federal (FIA) melakukan penangkapan massal dan operasi terhadap mafia penyelundupan manusia dan pejabatnya yang terlibat dalam memfasilitasinya.

Sebanyak 185 penyelundup manusia dan agen ditangkap pada bulan lalu, kata juru bicara FIA, seraya menambahkan bahwa 38 penyelundup manusia yang paling dicari, yang tercantum dalam Buku Merah FIA telah ditangkap serta 16 agen yang terlibat dalam tragedi kapal Yunani tahun 2024. Berita itu melaporkan.

Secara terpisah, Direktur Jenderal FIA Ahmad Ishaq Jahangir memecat 35 pejabat karena memfasilitasi mafia penyelundupan manusia dalam migrasi ilegal dan gagal menjalankan tugasnya.

Menurut sumber di FIA, tim investigasi beranggotakan empat orang akan berangkat ke Maroko malam ini untuk menyelidiki insiden tenggelamnya kapal terbaru.

Tim akan dipimpin oleh Sekretaris Tambahan Dalam Negeri Salman Chaudhry, dengan Direktur Tambahan FIA Utara Punjab Munir Masood Marth juga menjadi bagian dari delegasi.

Selain itu, tim tersebut akan terdiri dari masing-masing satu petugas dari Kementerian Luar Negeri dan Biro Intelijen (IB). Para penyelidik diperkirakan akan tinggal di Maroko selama tiga hingga empat hari.

Selama berada di Maroko, tim tersebut akan bertemu dengan para penyintas tragedi kapal tersebut, menyelidiki klaim kekerasan dan pembunuhan yang melibatkan warga negara Pakistan, dan mengumpulkan bukti-bukti penting.

Sementara menurut laporan FIA, 20 orang melakukan perjalanan ke Senegal dan Arab Saudi dari bandara Karachi Lahore dan Faisalabad antara Mei hingga September 2024.

Dari mereka yang pergi ke negara Afrika dari Faisalabad, tujuh orang memiliki visa pengunjung sedangkan satu orang memiliki visa tinggal sementara.

Investigasi mengungkapkan bahwa enam orang telah melakukan perjalanan melalui Ethiopian Airlines dengan visa kunjungan dan turis ke Senegal dari Karachi.

Selanjutnya, dua orang asal Lahore yang memiliki visa umrah berangkat ke Arab Saudi pada 18 September.

Laporan FIA mengatakan bahwa sembilan orang berasal dari Gujrat, lima di antaranya berhasil diselamatkan, dan empat lainnya tewas dalam insiden malang tersebut.

Tiga warga Mandi Bahauddin selamat dari perahu yang terbalik, sedangkan tiga lainnya tidak selamat.

Satu orang asal Gujranwala juga meninggal dunia, sedangkan tiga orang asal Sheikhupura dan satu orang asal Sialkot berhasil diselamatkan.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.