Menteri Pertahanan Ethiopia Aisha Mohammed Mussa telah mengunjungi Somalia, menandakan kemungkinan ketegangan antara kedua negara Afrika, menurut Reuters.

Addis Ababa telah membuat marah Mogadishu tahun lalu dengan menandatangani perjanjian dengan wilayah Somaliland yang memisahkan diri untuk menjadi tuan rumah pangkalan angkatan laut Ethiopia. Ethiopia telah terkurung daratan sejak pemisahan diri Eritrea pada tahun 1993.

Menteri Luar Negeri Somalia, Ali Omar, membenarkan kunjungan menteri Ethiopia tersebut kepada Reuters tetapi tidak mengatakan apa yang ingin dibicarakannya di sana. Pemerintah di Addis Ababa tidak mengomentari kunjungan tersebut.

Somaliland, yang terletak di pantai selatan Teluk Aden, mendeklarasikan kemerdekaan dari Somalia pada tahun 1991. Sejak saat itu, wilayah tersebut telah membentuk pemerintahan, struktur keamanan, dan mata uangnya sendiri, namun belum diakui secara internasional. Somalia masih menganggap Somaliland sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

Januari lalu, Ethiopia dan Somaliland menandatangani nota kesepahaman yang menyatakan Addis Ababa akan mendapatkan bentangan garis pantai untuk membangun pangkalan angkatan laut sebagai imbalan atas pengakuan kemerdekaan wilayah tersebut. Mogadishu menanggapinya dengan menuduh Addis Ababa melakukan agresi dan mengusir duta besarnya.

Somalia juga mengancam akan mengusir sekitar 10.000 tentara Ethiopia yang saat ini dikerahkan sebagai bagian dari misi Uni Afrika untuk memerangi al-Shabaab, kelompok teroris yang bersekutu dengan al-Qaeda.


Dalam pembicaraan yang diselenggarakan oleh Türkiye bulan lalu, perwakilan Somalia dan Ethiopia sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara damai dan memulainya “negosiasi teknis” pada akhir bulan Februari.

Seminggu kemudian, Somaliland menawarkan untuk menjadi tuan rumah pangkalan militer AS, tanpa meminta pengakuan Washington.

Menyusul penggulingan penguasa militer Siad Barre (1969-1991), Somalia terjerumus ke dalam perang saudara. Somaliland mendeklarasikan kemerdekaan sementara wilayah tetangganya, Puntland, mendeklarasikan otonomi. Di bagian selatan negara ini terjadi pertikaian antara klan yang bersaing dan munculnya Persatuan Pengadilan Islam (2006-2009) dan al-Shabaab. Pemerintah federal saat ini mengandalkan dukungan Uni Afrika untuk memerangi pemberontakan Islam di daerah pedalaman, sambil berjuang untuk mengintegrasikan kembali dua wilayah yang memisahkan diri tersebut.

Maret lalu, Puntland mengatakan pihaknya akan berfungsi secara independen dari Somalia hingga referendum mengenai perubahan konstitusi dapat diadakan.

Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.