LAHORE – Menteri Informasi dan Penyiaran Federal Attaullah Tarar meminta pengadilan mempercepat keputusan terkait insiden 9 Mei. Saat berbicara pada konferensi pers pada hari Sabtu, ia menyajikan dugaan bukti yang melibatkan para pemimpin senior Tehreek-e-Insaf (PTI) Pakistan dalam mengatur serangan terhadap instalasi sensitif dan tugu peringatan para martir nasional.
Ia mengklaim bukti video secara detail, termasuk rekaman CCTV dari Lahore, Gujranwala, Rawalpindi, Peshawar, dan kota-kota lain, secara langsung mengaitkan pimpinan dan anggota PTI dengan kekerasan. “Buktinya tidak dapat disangkal, dan sekarang tergantung pada pengadilan untuk memastikan keadilan yang cepat,” katanya.
Menteri menuduh para pemimpin PTI menjadi bagian dari “konspirasi yang terorganisir dengan baik” dan mengatakan mereka menerima instruksi langsung untuk menargetkan situs-situs penting nasional. “Mereka terus meminta bukti, dan sekarang sudah ada di depan semua orang,” tambahnya.
Tarar mengkritik pendiri PTI dan rekan-rekannya karena diduga merusak identitas dan keamanan nasional, namun secara konsisten menyangkal tanggung jawab. Dia mempertanyakan apakah mereka akan meminta maaf kepada negara dan menerima pertanggungjawaban atas tindakan mereka.
Dia menyebut PTI sebagai “Tehreek-e-Inteshar” (Gerakan untuk Kekacauan), dan menuduh partai tersebut melakukan penjarahan dan menyebabkan kerusuhan sebagai bagian dari agendanya. “Mereka berusaha membahayakan keamanan nasional, dan tindakan mereka selaras dengan narasi musuh-musuh kita,” tambahnya.
Menteri berjanji bahwa semua bukti, termasuk rekaman CCTV, aman dan tidak dapat diubah. Dia menekankan perlunya penyelesaian cepat atas kasus-kasus yang tertunda untuk menjadi preseden dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Mengakhiri pidatonya, Tarar mendesak pimpinan PTI untuk meminta maaf kepada negara dan berhenti menyerukan campur tangan asing. Dia menegaskan kembali bahwa keadilan harus ditegakkan untuk mencegah kekacauan di masa depan.