Serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 14 warga Palestina, setidaknya 10 di antaranya berada di satu rumah di Kota Gaza, kata petugas medis ketika tank-tank tersebut bergerak lebih dalam menuju wilayah barat Rafah di selatan.
Petugas medis mengatakan serangan udara Israel terhadap rumah di pinggiran Daraj Kota Gaza menghancurkan bangunan tersebut dan merusak rumah-rumah di sekitarnya. Empat orang lainnya tewas dalam dua serangan udara terpisah di kota tersebut dan kota Beit Lahiya di utara daerah kantong tersebut, kata petugas medis, tambah petugas medis.
Belum ada komentar langsung dari militer Israel.
Di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, tank-tank Israel bergerak lebih dalam menuju wilayah barat Mawasi, yang dikenal sebagai wilayah tujuan kemanusiaan, kata warga.
Tembakan hebat dari tank-tank yang meluncur ke daerah tersebut pada hari Selasa memaksa puluhan keluarga yang berlindung di sana untuk melarikan diri ke utara menuju Khan Younis.
Perang dimulai ketika kelompok militan Palestina Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera lebih dari 250 orang kembali ke Gaza, menurut pihak berwenang Israel.
Israel kemudian melancarkan serangan udara dan darat yang telah menewaskan lebih dari 45.000 orang, sebagian besar warga sipil, menurut pihak berwenang di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Kampanye ini telah membuat hampir seluruh penduduk mengungsi dan menyebabkan sebagian besar wilayah kantong tersebut hancur.
Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan Israel berencana untuk mempertahankan “kontrol keamanan” di Jalur Gaza bahkan setelah gencatan senjata.
Artinya, setelah membongkar kemampuan militer dan administratif organisasi militan Palestina Hamas, tentara Israel akan mempertahankan “kebebasan bertindak penuh,” serupa dengan situasi di Tepi Barat, tulis Katz di platform media sosial X.
Di Tepi Barat, pasukan Israel secara rutin melakukan penggerebekan di kota-kota yang secara teknis berada di bawah kendali keamanan Otoritas Palestina.
“Kami tidak akan mentolerir organisasi teror apa pun terhadap komunitas Israel dan warga Israel di Jalur Gaza,” kata Katz, seraya menambahkan: “Kami tidak akan membiarkan kembalinya keadaan sebelum 7 Oktober.”
dengan DPA