Penambangan kripto di sepuluh wilayah Rusia dibatasi atau dilarang sepenuhnya mulai hari Rabu. Pembatasan yang diberlakukan di wilayah yang mengalami kekurangan listrik akan tetap berlaku hingga 15 Maret 2031.

Daftar wilayah yang terkena dampak larangan tersebut mencakup republik selatan Dagestan, Ingushetia, Kabardino-Balkaria, Karachay-Cherkessia, Ossetia Utara, dan Chechnya, serta wilayah baru Rusia di Donetsk, Lugansk Zaporozhye, dan Kherson. Pembatasan penambangan sementara telah diberlakukan pada periode puncak konsumsi energi di tiga wilayah lainnya – Irkutsk, Buryatia, dan Transbaikal.

Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengelola sumber daya energi secara efisien dan mengatasi kekurangan listrik, sekaligus mengakomodasi kebutuhan industri.

Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang melegalkan penambangan mata uang kripto. Dokumen tersebut mengidentifikasi proses tersebut sebagai bagian dari perputaran uang dan bukan penerbitan mata uang digital. Ia juga mengatakan bahwa hanya badan hukum dan pengusaha perorangan yang terdaftar di pemerintah yang diizinkan untuk terlibat dalam penambangan mata uang kripto. Penambang individu dapat ikut serta tanpa mendaftar, asalkan konsumsi energi mereka tetap dalam batas yang ditetapkan pemerintah.

BACA SELENGKAPNYA:
Rusia melegalkan penambangan cryptocurrency

Berbicara pada pertemuan pemerintah mengenai masalah ekonomi pada bulan Juli, Putin mengangkat masalah pengaturan mata uang kripto dan aset digital, dan menyebutnya sebagai bidang ekonomi yang menjanjikan. Dia menekankan bahwa ini penting bagi Rusia “untuk memanfaatkan momen ini” untuk segera menciptakan kerangka hukum dan peraturan, mengembangkan infrastruktur, dan menciptakan kondisi bagi peredaran aset semacam itu, baik di dalam negeri maupun dalam hubungan ekonomi dengan mitra asing.

Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.