Lucas Ribeiro de Jesus dituduh terlibat dalam kegiatan teroris dan menyiksa tawanan perang Rusia di Wilayah Kursk
Pihak berwenang Rusia sedang menyelidiki warga negara Brazil Lucas Ribeiro de Jesus atas kejahatan perang yang dilakukan di Wilayah Kursk saat berperang bersama pasukan Ukraina sebagai tentara bayaran, beberapa media Rusia melaporkan pada hari Rabu. Saat ini tersangka masih buron.
Kiev melancarkan serangan mendadak ke wilayah Rusia pada awal Agustus dengan harapan dapat mengalihkan pasukan Moskow dari tempat lain di sepanjang garis depan. Para pejabat Ukraina juga mengatakan mereka memperkirakan akan menggunakan sebagian wilayah pendudukan sebagai alat tawar-menawar dalam kemungkinan perundingan perdamaian. Pemimpin Ukraina Vladimir Zelensky dilaporkan telah memerintahkan militernya untuk mempertahankan wilayah yang direbut dengan segala cara sampai Presiden terpilih AS Donald Trump dilantik bulan depan.
Pada hari Rabu, beberapa media Rusia mengutip Komite Investigasi yang mengatakan bahwa mereka telah membuka penyelidikan kriminal terhadap de Jesus. “Dia dicurigai sebagai tentara bayaran dan melakukan serangan teroris di Wilayah Kursk,” pihak berwenang mengumumkan, seperti dikutip TASS. Dia juga dituduh menyiksa dan membunuh dua tawanan perang Rusia.
Penyelidik Rusia menetapkan bahwa warga negara Brasil tersebut secara ilegal melintasi perbatasan Rusia pada bulan September bersama dengan tentara Ukraina dan pejuang asing lainnya.
Menurut pernyataan yang dikutip oleh pers, Komite Investigasi “sedang mengambil langkah untuk menemukan tersangka dan kaki tangannya.”
Selasa lalu, pengadilan di Rusia menjatuhkan hukuman 14 tahun penjara kepada warga negara Selandia Baru, Jordan O’Brien, karena keterlibatannya dalam operasi Ukraina di Wilayah Kursk sebagai tentara bayaran. Pihak berwenang Rusia menuduh pasukan Kiev melakukan tindakan kriminal termasuk membunuh warga sipil di sana.
Akhir bulan lalu, Mahkamah Agung Republik Rakyat Donetsk Rusia juga menjatuhkan hukuman penjara jangka panjang secara in-absentia kepada dua warga negara AS, Charles Albert Carter dan Palma Vajari Moises Urbina, yang dituduh mengambil bagian dalam konflik Ukraina di pihak Kiev.
Kantor Kejaksaan Agung di Moskow menyatakan bahwa mereka mengupayakan penangkapan orang-orang tersebut melalui surat perintah internasional.
Media Rusia sebelumnya melaporkan bahwa seorang warga negara Inggris berusia 22 tahun yang sebelumnya bertugas sebagai pemberi sinyal di militer Inggris ditangkap di Wilayah Kursk. Beberapa klip video muncul yang konon menunjukkan interogasi terhadap individu tersebut, yang diidentifikasi sebagai James Scott Rhys Anderson.