Rusia telah menyatakan outlet media regional Komi Daily adalah organisasi teroris — pertama kalinya sebutan seperti itu diterapkan pada sebuah publikasi.

Dinas Keamanan Federal (FSB) menambahkan Harian Komi ke dalam daftar organisasi terorisnya dengan alasan dugaan adanya hubungan dengan Forum Bangsa-Bangsa Bebas Pasca-Rusia, sebuah kelompok yang menganjurkan pembubaran Federasi Rusia. Meskipun FSB mengklaim Harian Komi adalah salah satu dari 172 unit struktural yang diduga berafiliasi dengan forum tersebut, namun media tersebut membantah adanya hubungan apapun.

Keputusan penting Mahkamah Agung, yang diselesaikan pada akhir Desember, merupakan upaya terbaru Kremlin untuk menekan perbedaan pendapat, terutama dari media independen yang kritis terhadap pemerintah.

Forum Bangsa Bebas Pasca-Rusia mempromosikan desentralisasi dan dekolonisasi Rusia, yang bertujuan untuk memecah federasi tersebut menjadi 41 negara otonom.

Kelompok tersebut, yang didirikan oleh pengusaha Ukraina Oleg Magaletsky dan diketuai oleh aktivis Bashkir di pengasingan Ruslan Gabbasov, sebelumnya disebut sebagai “tidak diinginkan” dan kemudian “teroris” oleh otoritas Rusia.

Jaksa mengklaim forum tersebut mendukung terorisme dan sabotase sambil mengadvokasi kemerdekaan republik Komi – serta kemerdekaan banyak republik Rusia lainnya – sebagai bagian dari agendanya.

Komi Daily, yang berfokus pada budaya dan kehidupan republik Komi, dikenal mengkritik invasi Rusia ke Ukraina dan menghadapi tekanan negara yang meningkat. Situs webnya diblokir karena menerbitkan materi kontroversial, dan editornya didenda berdasarkan undang-undang penghasutan.

Saat ini beroperasi dari luar negeri, outlet tersebut terus memberitakan tentang republik Komi tanpa sensor. Namun, mereka dengan tegas membantah adanya kaitan dengan Forum Bangsa-Bangsa Bebas Pasca-Rusia.

Langkah FSB ini merupakan tindakan terbaru dalam tindakan keras terhadap jurnalisme independen di Rusia. Ketika kontrol negara diperketat, banyak jurnalis melarikan diri ke luar negeri, termasuk mereka yang menganjurkan kemerdekaan di beberapa wilayah Rusia.

Artikel ini awalnya diterbitkan oleh bne IntelliNews.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.