Salman Ahmad, anggota Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), telah dikeluarkan dari partainya, dengan pemberitahuan pemecatannya secara resmi dikeluarkan oleh Ketua PTI Barrister Gohar.
Berdasarkan pemberitahuan yang dikeluarkan PTI, Salman Ahmad kedapatan melanggar kebijakan partai. Ia sempat mengunggah konten anti-PTI di media sosial, khususnya menyasar pimpinan partai.
Ahmad menggunakan akun Twitternya untuk memposting tentang Bushra Bibi dan keluarga ketua pendiri PTI, Imran Khan.
Pemberitahuan tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa meskipun ada instruksi yang jelas dari ketua pendiri, Ahmad terus membagikan konten di media sosial yang secara langsung bertentangan dengan pendirian partai. Akibatnya, keputusan diambil untuk segera mencabut keanggotaan Tehreek-e-Insaf dari Pakistan.
Pada tanggal 22 November, dalam postingan kontroversial di X, aktivis PTI dan penyanyi Salman Ahmad mengecam Bushra Bibi, menggambarkannya sebagai “korup dan serakah.
Dia menuduhnya, bersama rekan-rekannya—termasuk Malik Riaz, Zulfi Bokhari, Farah Gogi, dan Jenderal Faiz—menjadi “sumber rasa malu yang terus-menerus” bagi Imran Khan.
Saat menandai mantan Presiden Arif Alvi dan putranya Awab Alvi di postingan tersebut, Ahmad lebih lanjut mengkritik Bushra Bibi dan lingkarannya, menyebut mereka “tidak berpendidikan dan bodoh.”
Dia juga mengungkapkan rasa jijiknya, dengan menyatakan bahwa tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa pemecatan Imran Khan sebagai Perdana Menteri adalah karena dia berjalan tanpa alas kaki di Madinah.
Ketua pendiri PTI Imran Khan mengkritik keras penyanyi Salman Ahmad karena melontarkan tuduhan tidak berdasar terhadap mantan Ibu Negara Bushra Bibi. Khan mengutuk tweet Ahmad sebagai “bodoh” dan menganggapnya sebagai serangan tidak berdasar.
Sebelumnya, Rana Sanaullah, Penasihat Perdana Menteri Urusan Politik, menuduh Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) menyebabkan kerusakan signifikan melalui sel media sosialnya.
Sanaullah mengkritik partai tersebut karena menyesatkan publik dengan berita palsu di media sosial, namun menegaskan bahwa taktik penipuan mereka akhirnya terungkap, sehingga strategi mereka menjadi berantakan.