Dengarkan artikel

Juru bicara Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), Sheikh Waqas Akram menyatakan bahwa amnesti diberikan oleh pengadilan militer kepada mereka yang telah menjalani hukuman satu tahun penjara, dan hukuman mereka hampir selesai, Express News melaporkan.

Dia lebih lanjut mengklaim bahwa dua hari setelah penangkapan pendiri PTI Imran Khan, dia ditawari kesempatan untuk meninggalkan negara tersebut.

Berbicara di program Express News Panggung TengahAkram mengungkapkan bahwa pendiri PTI menolak tawaran untuk meninggalkan negara tersebut, dan bersikeras bahwa dia tidak akan pergi kecuali ada jaminan pembebasan tahanan PTI.

“Imran Khan mengatakan bahwa dia menerima tawaran untuk pergi, tapi dia menolak. Dia bersikeras bahwa tahanan kami harus dibebaskan sebelum dia mempertimbangkan untuk pergi,” katanya.

Membahas perundingan putaran kedua antara pemerintah dan PTI, Akram menyatakan baru kali ini semua pihak hadir. “Kami telah menyampaikan tuntutan kami dengan jelas. Dua tuntutan utama kami tidak dapat dinegosiasikan,” katanya, seraya menambahkan bahwa pertemuan rinci dengan Khan sangat penting untuk kemajuan.

“Kami telah meminta keadilan. Kami tidak menuntut sesuatu yang tidak masuk akal. Tahanan kami harus dibebaskan, dan kami perlu mengetahui keberadaan orang-orang kami yang hilang,” lanjutnya.

Lebih lanjut Akram menegaskan, tuntutan pembentukan komisi yudisial sangat beralasan dan mempertanyakan mengapa komisi tersebut tidak bisa dibentuk.

Ia juga mengklarifikasi, tuntutan partai tersebut sejalan dengan konstitusi dan undang-undang. “Kami tidak meminta apa pun di luar hukum,” tambahnya.

Terkait kasus senilai 190 juta poundsterling tersebut, Akram mengatakan jika ada dakwaan yang sah, maka akan diselesaikan pada sidang pertama di pengadilan yang lebih tinggi. “Kami pada dasarnya menentang pengadilan militer, dan sikap PTI dalam hal ini jelas,” tegasnya.

Ia menyimpulkan dengan menunjukkan bahwa banyak orang yang mendapat pengampunan telah menjalani hukumannya, dan hukumannya mendekati akhir. “Perkara yang menimpa PTI, seperti kasus-kasus sebelumnya, sudah bisa diselesaikan juga,” ujarnya.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.