Sebuah mobil van polisi diparkir di depan gerbang Universitas Karachi. — PPI/Berkas

KARACHI: Kegiatan akademik di beberapa universitas di Sindh telah ditangguhkan selama lima hari berturut-turut karena protes terhadap penunjukan birokrat sebagai wakil rektor (VC) terus berlanjut.

Protes tersebut telah mengganggu pengajaran di lebih dari 17 universitas, termasuk Universitas Karachi, sejak 16 Januari.

Federasi Asosiasi Staf Akademik Seluruh Pakistan Sindh (Fapuasa) telah memimpin boikot kegiatan pengajaran, dan sangat menentang keputusan pemerintah untuk menunjuk birokrat pada posisi VC.

Perwakilan Fapuasa mengecam keras usulan amandemen Undang-Undang Universitas, yang mengizinkan non-akademisi dan birokrat untuk menduduki posisi wakil rektor.

Mereka menuntut penarikan segera perubahan-perubahan ini, dan memperingatkan bahwa kebijakan-kebijakan tersebut melemahkan otonomi akademis dan kualitas pendidikan tinggi.

Cabang Fapuasa Sindh telah menyerukan protes di seluruh provinsi, memperingati hari hitam, dan mengadakan pertemuan badan umum untuk memobilisasi komunitas akademis.

Asosiasi tersebut telah mengarahkan anggotanya untuk mengadakan konferensi pers dan aksi unjuk rasa di universitas masing-masing, meningkatkan upaya untuk menolak “kebijakan anti-pendidikan” pemerintah.

Fapuasa juga mengumumkan rencana konferensi pers untuk secara resmi menyatakan boikot total terhadap kegiatan akademik di semua universitas negeri di Sindh.

Presiden dan Sekretaris Jenderal Fapuasa Sindh mengkritik dukungan pemerintah yang terus berlanjut terhadap pengangkatan dosen tidak tetap dan pengangkatan birokrat, dan menyebutnya sebagai pengabaian terhadap martabat akademis dan meritokrasi yang penting dalam membentuk masa depan pendidikan tinggi.

Komisi Pendidikan Tinggi (HEC) juga telah menyatakan keprihatinannya atas penunjukan birokrat dan non-PhD sebagai VC, karena keputusan tersebut membahayakan otonomi dan standar akademik universitas.

Para pemimpin Fapuasa menegaskan kembali komitmen mereka untuk menjaga kebebasan akademis dan meritokrasi, dan mendesak pemerintah untuk segera membatalkan keputusan mereka.

Asosiasi tersebut memperingatkan bahwa segala upaya untuk mempolitisasi atau membirokratisasi kepemimpinan universitas akan menghadapi perlawanan terpadu dari komunitas akademis di Sindh.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.