Pengiriman senjata yang digunakan dalam konflik di Gaza harus dihentikan sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk menemukan solusi politik, kata Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Sabtu.

Prancis bukanlah penyedia senjata utama bagi Israel, karena mengirimkan peralatan militer senilai 30 juta euro ($33 juta) tahun lalu, menurut laporan ekspor senjata tahunan kementerian pertahanan.

“Saya pikir prioritasnya saat ini adalah kembali ke solusi politik (dan) senjata yang digunakan untuk berperang di Gaza dihentikan. Prancis tidak mengirimkan senjata apa pun,” kata Macron kepada radio France Inter.

“Prioritas kami saat ini adalah menghindari eskalasi. Rakyat Lebanon tidak boleh dikorbankan; Lebanon tidak bisa menjadi Gaza yang lain,” tambahnya.

Komentar Macron muncul ketika Menteri Luar Negerinya Jean-Noel Barrot sedang melakukan perjalanan empat hari ke Timur Tengah, dan berakhir pada hari Senin di Israel ketika Paris berupaya memainkan peran dalam menghidupkan kembali upaya diplomatik.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang kepemimpinan perdamaian, di sela-sela Sidang Umum PBB ke-79 di markas besar PBB di New York, AS, 25 September 2024. (kredit: BRENDAN MCDERMID/REUTERS )

Dua minggu lalu, Macron bertemu dengan Presiden Kongres Yahudi Dunia (WJC) Ronald S. Laudern di Istana Élysée di Paris untuk membahas masalah-masalah yang mempengaruhi komunitas Yahudi Prancis, konflik Israel-Gaza yang sedang berlangsung, dan situasi para sandera.

Dalam pertemuan tersebut, Macron menekankan pentingnya penyelesaian konflik Israel-Hamas, termasuk pemulangan sandera yang tersisa dengan selamat.

Macron juga mengutuk serangan Iran terhadap Israel pada hari Selasa dan memobilisasi sumber daya militer di Timur Tengah pada hari Rabu sebagai tanda komitmennya terhadap keamanan Israel.





Krystian Wiśniewski
Krystian Wiśniewski is a dedicated Sports Reporter and Editor with a degree in Sports Journalism from He graduated with a degree in Journalism from the University of Warsaw. Bringing over 14 years of international reporting experience, Krystian has covered major sports events across Europe, Asia, and the United States of America. Known for his dynamic storytelling and in-depth analysis, he is passionate about capturing the excitement of sports for global audiences and currently leads sports coverage and editorial projects at Agen BRILink dan BRI.