Dengarkan artikel

Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyoroti hubungan erat antara stabilitas politik dan pembangunan ekonomi, menekankan bahwa kekuatan perekonomian suatu negara terletak pada kerangka politiknya.

Saat memimpin pertemuan Dewan Fasilitasi Investasi Khusus (SIFC) pada hari Kamis, PM mencatat bahwa indikator makroekonomi negara telah meningkat secara signifikan berkat upaya tim ekonomi. Dia menyatakan optimismenya bahwa tahun 2025 akan membawa kemakmuran dan pertumbuhan lebih lanjut ke Pakistan.

“Untuk pertama kalinya sejak tahun 2018, inflasi berkurang menjadi 4,1%, pengiriman uang ke luar negeri meningkat sebesar 34%, ekspor meningkat, dan cadangan devisa melonjak dari $4 miliar menjadi $12,5 miliar,” kata PM Shahbaz. Ia menambahkan, suku bunga kebijakan yang saat ini sebesar 13% masih memiliki ruang untuk penurunan tambahan sebesar 8% dengan mempertimbangkan tingkat inflasi saat ini.

Perdana Menteri juga menunjukkan keberhasilan penandatanganan MoU senilai miliaran dolar dengan Arab Saudi, Qatar, dan UEA, yang memperkuat investasi asing di Pakistan.

PM menyatakan bahwa dengan negara yang kini berada pada tahap pertumbuhan, fokusnya harus beralih ke pertumbuhan yang didorong oleh ekspor. “Kami tidak punya pilihan lain jika ingin mencapai pembangunan ekonomi,” katanya.

Perdana Menteri memuji Dewan Pendapatan Federal dan tim ekonomi karena mengumpulkan tambahan Rs 72 miliar berdasarkan Rasio Uang Muka terhadap Pajak (ADR), yang hampir membantu memenuhi target pendapatan pajak pemerintah untuk Desember 2024.

Dia lebih lanjut mencatat bahwa Pakistan telah mengurangi durasi waktu inspeksi kontainer sebesar 39% dan memberikan keringanan sebesar 89% kepada pengusaha karena diperkenalkannya fasilitas interaksi tanpa wajah. Selain itu, penyelundupan gula melalui Afghanistan telah berkurang hingga nol, yang dianggap sebagai pertanda positif bagi perekonomian. Pakistan juga memperoleh $0,5 miliar dari ekspor gula dan $4 miliar dari ekspor beras.

Terkait isu terorisme, PM Shehbaz menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk melawan ancaman tersebut. “Keamanan telah menjadi tantangan besar saat ini dan tanpa memberantas ancaman terorisme, kita tidak bisa bergerak maju,” ujarnya.

PM juga mengucapkan selamat kepada pemangku kepentingan terkait atas kesepakatan antar suku untuk menormalisasi situasi di Kurrum, sekaligus mengungkapkan kesedihan atas hilangnya nyawa tak berdosa di wilayah tersebut.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.