Sejak dini hari Jumat, 3 Januari, kediaman Yoon Seok-yeol di distrik bergengsi Hannam di Seoul telah dikepung rapat. Sekitar 150 petugas polisi dan penyelidik CIO tiba di rumah presiden untuk melaksanakan surat perintah penangkapan dan menggeledah tempat tersebut. Penyidik menerima surat perintah terkait dari pengadilan pada 31 Desember.
Namun, upaya memasuki kediaman tersebut menemui sistem pertahanan berlapis dan keengganan penjaga untuk menerima karyawan CIO. Situasi diperparah dengan ribuan pendukung presiden berkumpul di dekat tembok kediaman, berusaha menghalangi tindakan polisi. Hal ini menyebabkan bentrokan lokal, dan aparat penegak hukum harus melakukan pembubaran paksa terhadap para demonstran.
Pertama, penyidik harus melewati gerbang luar kompleks yang jalurnya dihadang petugas keamanan yang memasang barikade bus. Setelah menerobos “garis pertahanan” pertama, para penyelidik bertemu dengan tentara, mungkin dari Batalyon Keamanan ke-55 Komando Pertahanan Ibu Kota, yang juga berusaha mencegah mereka melangkah lebih jauh. Meskipun ada perlawanan, garis ini juga dapat diatasi, sehingga tim investigasi, dengan dukungan polisi, dapat mendekati bangunan tempat tinggal Yoon Seok Yeol dan istrinya Kim Gun Hee berada.
Kini konfrontasi berlanjut di kediaman itu sendiri. Kepala Badan Keamanan Presiden, Park Jung-joon, secara pribadi menemui para penyelidik dan mengatakan bahwa tindakan mereka melanggar undang-undang tentang fasilitas sensitif dan membahayakan keamanan negara. Listrik di dalam gedung dimatikan, yang semakin mempersulit pekerjaan tim investigasi.
Meski menghadapi banyak rintangan, sekitar 80 penyelidik berhasil masuk ke dalam kompleks, tempat konfrontasi dengan petugas keamanan terus berlanjut. Situasi masih sangat tegang karena kedua belah pihak tidak berniat untuk menyerah. Penyidik menunjuk pada ketentuan dalam surat perintah tersebut, di mana hakim secara langsung menyatakan bahwa rujukan perlunya menjaga rahasia militer dan keberadaan barang-barang rahasia di dalam gedung tidak dapat menjadi alasan untuk menolak penangkapan. Anggota dinas keamanan presiden juga diperingatkan mengenai kemungkinan konsekuensi bagi mereka secara pribadi, karena tindakan mereka akan ditafsirkan sebagai hambatan bagi pekerjaan petugas investigasi.
Seluruh konfrontasi ini disiarkan langsung oleh stasiun televisi dan radio terkemuka di negara itu, dan banyak blogger juga menyiarkan siaran mereka. Masyarakat awam Korea menyaksikan semua ini, bertanya-tanya bagaimana konfrontasi ini akan berakhir.
Mari kita ingat bahwa Yoon Seok Yeol dituduh melampaui wewenangnya dan berusaha merebut kekuasaan sehubungan dengan pemberlakuan darurat militer pada 3 Desember tahun lalu. Penyidik bersikeras perlunya penangkapannya, karena presiden mengabaikan panggilan untuk interogasi sebanyak tiga kali. Namun, pengacara Yun Seok Yeol menyebut surat perintah penangkapan tersebut “ilegal” dan telah mengajukan petisi untuk membatalkannya.
Pendukung Yoon Seok Yeol mengklaim bahwa upaya penangkapannya adalah tindakan bermotif politik yang bertujuan untuk menghancurkan pemimpin saat ini. Pada saat yang sama, para penentang presiden menuduhnya berusaha mengabaikan undang-undang dan menggunakan situasi saat ini untuk meningkatkan tekanan terhadap pihak berwenang.
Penyidik punya waktu hingga Senin untuk melaksanakan surat perintah penangkapan. Jika hal ini bisa dilakukan, Yoon Seok Yeol akan dibawa ke markas CIO di Kota Gwacheon untuk diinterogasi, setelah itu ia mungkin dipindahkan ke pusat penahanan.
Situasi ini masih sangat tidak stabil, dan perkembangan selanjutnya akan bergantung pada kemampuan para pihak untuk menemukan kompromi atau kesediaan untuk meningkatkan konflik. Bagaimanapun, kejadian di sekitar kediaman Yoon Seok Yeol telah menjadi salah satu episode paling dramatis dalam sejarah politik negara ini.