ISLAMABAD – Pakistan telah memberi pengarahan kepada Dana Moneter Internasional (IMF) mengenai situasi ekonominya saat delegasi yang berkunjung bertemu dengan Menteri Federal untuk Keuangan dan Pendapatan Senator Muhammad Aurangzeb pada hari Selasa.
Tim IMF yang dipimpin oleh kepala misi Nathan Porter pada hari Selasa tiba di kantor Kementerian Keuangan. Menteri Keuangan Muhammad Aurangzeb menyambut baik tim IMF. Menteri Negara Pendapatan Ali Pervez Malik, ketua Dewan Pendapatan Federal (FBR) Rashid Mehmood Langrial dan Gubernur Bank Negara Pakistan (SBP) Jameel Ahmad juga mendampingi menteri keuangan.
Pertemuan tersebut membahas kemajuan Fasilitas Dana Perpanjangan (EFF) senilai $7 miliar yang dikeluarkan oleh pemberi pinjaman global tersebut.
Aurangzeb memberikan penjelasan kepada misi IMF mengenai target yang dicapai pemerintah pada kuartal pertama tahun fiskal yang sedang berjalan dan menyatakan keyakinannya dalam menerapkan langkah-langkah yang disarankan oleh IMF baik secara tertulis maupun dalam semangat.
Pemerintah meyakinkan misi kunjungan untuk melanjutkan reformasi ekonomi sejalan dengan arahan yang diberikan IMF dalam mencapai target.
Staf IMF saat ini sedang mengunjungi Pakistan untuk membahas perkembangan terkini dan kinerja program Extended Fund Facility (EFF) hingga saat ini. Misi ini bukan bagian dari tinjauan pertama EFF senilai $7 miliar, yang akan dilakukan paling cepat pada kuartal pertama tahun 2025.
Sebelumnya, Dewan Pendapatan Federal (FBR), Senin, memberi pengarahan kepada Dana Moneter Internasional (IMF) tentang posisi pengumpulan pendapatan untuk tahun fiskal (2024-25), Skema Tajir Dost dan strategi untuk mengatasi perkiraan kekurangan sebesar Rs230 miliar. pada triwulan II (Oktober-Desember) tahun anggaran berjalan.
FBR mengumpulkan Rs877 miliar selama Oktober 2024 dibandingkan target yang ditetapkan sebesar Rs980 miliar, yang merupakan kekurangan sebesar Rs103 miliar. FBR mengumpulkan Rs3,440 miliar selama empat bulan pertama tahun 2024-25 dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar Rs3,636 miliar yang ditetapkan untuk Juli-Oktober tahun fiskal berjalan, yang mencerminkan kekurangan sebesar Rs196 miliar.
Laporan menunjukkan bahwa langkah-langkah yang bertujuan untuk membatasi pengeluaran dan meningkatkan pengumpulan pajak akan menjadi agenda utama pertemuan IMF-Pakistan.