Ketidakpastian menyelimuti keberadaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah sumber yang mengetahui pembicaraan mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza mengatakan bahwa ia sedang melakukan perjalanan ke Kairo namun kantornya mengatakan ia berada di perbatasan utara dengan Suriah.
Sumber tersebut mengatakan kesepakatan gencatan senjata dapat ditandatangani dalam beberapa hari mendatang yang akan mengakhiri pertempuran dan membebaskan sandera yang ditahan oleh gerakan Islam Hamas di Gaza dengan imbalan tahanan Palestina.
Hamas mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kesepakatan itu mungkin terjadi jika Israel berhenti menetapkan persyaratan baru.
Sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu mengatakan perdana menteri mengadakan pertemuan pada hari Selasa dengan pejabat senior militer dan keamanan di Gunung Hermon, sebuah dataran tinggi strategis di Suriah.
Kantor perdana menteri tidak menanggapi pertanyaan tentang keberadaan Netanyahu.
Dia telah dibebaskan pada hari Selasa dari memberikan kesaksian yang dijadwalkan sebelumnya di persidangan korupsinya.
Dua sumber keamanan Mesir mengatakan bahwa Netanyahu tidak berada di Kairo “saat ini” namun sebuah pertemuan sedang dilakukan untuk membahas poin-poin yang tersisa, yang utama di antaranya adalah permintaan Hamas akan jaminan bahwa kesepakatan apa pun akan menghasilkan kesepakatan yang komprehensif di kemudian hari.
Sumber-sumber Mesir mengatakan mereka membuat kemajuan dan merasa bahwa Selasa malam bisa menjadi penentu dalam menentukan langkah selanjutnya.
Para pejabat AS dan Israel telah menyatakan optimisme yang semakin besar bahwa perundingan yang ditengahi oleh Mesir dan Qatar dapat menghasilkan kesepakatan pada akhir bulan ini, namun mereka juga memperingatkan bahwa perundingan tersebut dapat gagal.
“Kami yakin – dan Israel telah mengatakan hal ini – bahwa kita semakin dekat, dan tidak diragukan lagi, kami yakin akan hal itu, namun kami juga berhati-hati dalam optimisme kami,” kata juru bicara Gedung Putih John Kirby dalam wawancara dengan Fox News.
“Kami pernah berada di posisi ini sebelumnya di mana kami tidak mampu melewati garis finis.”
Para perunding Israel berada di Qatar pada hari Senin untuk menjembatani kesenjangan antara Israel dan Hamas mengenai kesepakatan yang digariskan Presiden AS Joe Biden pada 31 Mei.
Perundingan telah berulang kali dilakukan, semuanya berakhir dengan kegagalan karena Israel bersikeras mempertahankan kehadiran militer di Jalur Gaza dan Hamas menolak melepaskan sandera sampai pasukannya menarik diri.
Perang di Jalur Gaza, yang dipicu oleh serangan pimpinan Hamas terhadap masyarakat di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan mencakup lebih dari 250 orang yang diculik sebagai sandera, telah mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh Timur Tengah dan membuat Israel terisolasi secara internasional.
Kampanye Israel telah menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina, membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya mengungsi dan menghancurkan daerah kantong pesisir tersebut.