Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh Kamera serikatdi bulan Januari saja, perusahaan Italia membutuhkan sekitar 497 ribu pekerja baru. Prediksi ini dibuat melalui penggunaan unggulsebuah sistem TI yang dirancang melalui kolaborasi antara Unioncamere dan Kementerian Tenaga Kerja dan Kebijakan Sosial, juga berterima kasih kepada program nasional untuk pemuda, perempuan dan pekerjaan yang dibiayai bersama oleh Uni Eropa.

Namun, perkiraan lapangan kerja tidak terlalu menggembirakan. Faktanya, diperkirakan akan sulit untuk mengisi sekitar 246 ribu posisi pekerjaan yang kosong dibandingkan dengan keseluruhan 497 ribu, terutama karena kurangnya orang yang bersedia melaksanakan tugas tertentu.

Kenyataannya, kita menyaksikan situasi yang paradoks, dimana pada sektor-sektor tertentu terjadi kelebihan permintaan dibandingkan dengan kebutuhan riil, sementara di sektor-sektor lain kekurangan tenaga kerja merupakan permasalahan yang sulit diatasi.

Bayangkan apa yang terjadi pada musim panas, di mana fasilitas akomodasi sering kali berada dalam situasi sulit, mengingat tingginya jumlah tamu dan kurangnya jumlah karyawan yang memadai.

Faktanya, di negara seperti Italia, di mana pariwisata merupakan bagian penting dari produksi pendapatan, sektor ini merupakan sektor yang paling membutuhkan tenaga kerja, dengan peningkatan lebih dari 16 ribu pekerja dibandingkan dengan angka yang tercatat di negara tersebut. periode yang sama tahun 2024.

Tentu kita harus memahami apa saja alasannya di sektor tersebut Keramahan kekurangan pekerja selalu sulit dipenuhi selama periode musim panas. Pergeseran kerja yang penuh tekanan, sering dikaitkan dengan rendahnya upah, merupakan hambatan besar bahkan bagi kaum muda yang bersedia.

Namun, di sektor industri, diharapkan ada 161.000 pekerja yang dipekerjakan, dimana 109.000 di antaranya berada di sektor manufaktur dan konstruksi. utilitas publiksedangkan sisanya 52 ribu diminta di bidang konstruksi.

Survei ini sekali lagi mengungkapkan betapa sulitnya mencari pekerja dengan keterampilan khusus, seperti pengecoran logam, tukang las, dan perakit pertukangan logam. Kesulitan yang sama juga ditemui ketika mengidentifikasi pekerja yang ditugaskan pada mesin di industri tekstil dan pakaian jadi serta pekerja yang berhubungan dengan penggunaan mesin otomatis dan semi-otomatis untuk pemrosesan logam.

Perlu dicatat bahwa dari 497 ribu pekerja yang dicari, sekitar 18% dari total permintaan ditujukan untuk imigran, terutama di wilayah yang sangat sulit mendapatkan tenaga kerja Italia. Dan yang kami maksud bukan hanya pekerjaan di lapangan, tapi juga di bidang lain, seperti jasa transportasi dan logistik serta sektor metalurgi.

Dan sektor metalurgi merupakan salah satu sektor yang banyak tenaga kerjanya berasal dari luar negeri. Pikirkan misalnya apa yang terjadi di Fincantieri di Monfalcone di Friuli Venezia-Giulia. Nah, dari enam ribu pekerja, 40% berasal dari Bangladesh.

Sedangkan untuk bentuk kontrak, dari data yang terkumpul terlihat bahwa yang paling banyak diajukan adalah kontrak jangka tetap yaitu sebesar 43,2% dari total, disusul kontrak permanen sebesar 23,1% dari total. Sisanya 33,6% mencakup semua bentuk kontrak lainnya.

Dari temuan yang dilakukan melalui survei ini terlihat bahwa tidak ada kekurangan lapangan kerja pada sektor tertentu. Namun meski demikian, masalah pengangguran di Italia, khususnya di kalangan generasi muda, masih tetap ada dan semakin mengkhawatirkan.



Sumber

Patriot Galugu
Patriot Galugu is a highly respected News Editor-in-Chief with a Patrianto Galugu completed his Bachelor’s degree in Business – Accounting at Duta Wacana Christian University Yogyakarta in 2015 and has more than 8 years of experience reporting and editing in major newsrooms across the globe. Known for sharp editorial leadership, Patriot Galugu has managed teams covering critical events worldwide. His research with a colleague entitled “Institutional Environment and Audit Opinion” received the “Best Paper” award at the VII Economic Research Symposium in 2016 in Surabaya.