Persyaratan kesepakatan pembebasan sandera yang akan membebaskan tiga sandera pada hari pertama penerapannya, dan empat sandera lainnya akan dibebaskan pada minggu berikutnya, dilaporkan telah diselesaikan, kata seorang pejabat Palestina yang mengetahui perundingan tersebut kepada BBC, Senin malam.

Dalam laporan tersebut, pejabat Palestina mengatakan bahwa setelah pembebasan beberapa sandera pertama dari organisasi teroris tersebut, IDF akan mulai menarik tentaranya dari daerah berpenduduk. Kemudian, setelah empat sandera lainnya dibebaskan, Israel akan mengizinkan pengungsi Palestina di wilayah selatan untuk melakukan perjalanan ke utara.

Sebagai imbalannya, Israel setuju untuk membebaskan 1.000 tahanan Palestina, termasuk 190 orang yang telah menjalani hukuman selama lebih dari satu setengah dekade. Hamas akan membebaskan 34 sandera sebagai imbalannya.

Dalam kesepakatan tersebut, pasukan Israel masih memiliki ketentuan untuk tetap mempertahankan zona penyangga sepanjang 800 meter di Koridor Philadelphi selama hampir satu setengah bulan di sepanjang perbatasan timur dan utara.

Perundingan akan dilakukan untuk melanjutkan kesepakatan ke tahap kedua dan ketiga secara bersamaan

Perundingan untuk kesepakatan tahap kedua dan ketiga akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata pada fase pertama kesepakatan.

Keluarga sandera meminta kesepakatan sekarang, 11 Januari 2025. (kredit: MARC ISRAEL SELLEM)

Sesaat sebelum laporan BBC keluar, Presiden AS Joe Biden berkata, “Kita hampir mencapai proposal yang saya jelaskan secara rinci beberapa bulan lalu, dan akhirnya membuahkan hasil.”

Utusan Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, telah pergi ke Doha untuk membicarakan kesepakatan penyanderaan. Presiden terpilih AS tersebut mengatakan bahwa “kekacauan” akan terjadi jika para sandera tidak dibebaskan pada saat pelantikannya.





Sumber

Patriot Galugu
Patriot Galugu is a highly respected News Editor-in-Chief with a Patrianto Galugu completed his Bachelor’s degree in Business – Accounting at Duta Wacana Christian University Yogyakarta in 2015 and has more than 8 years of experience reporting and editing in major newsrooms across the globe. Known for sharp editorial leadership, Patriot Galugu has managed teams covering critical events worldwide. His research with a colleague entitled “Institutional Environment and Audit Opinion” received the “Best Paper” award at the VII Economic Research Symposium in 2016 in Surabaya.