Pendiri PTI Imran Khan berbicara kepada media dengan gambar tak bertanggal ini. — AFP/Berkas

RAWALPINDI: Tim perunding Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) telah diberi izin untuk bertemu dengan pendiri partai yang dipenjara, Imran Khan, di penjara Adiala hari ini untuk membahas perundingan yang sedang berlangsung dengan pemerintah, kata sumber tersebut. Berita Geo pada hari Kamis.

Orang dalam tersebut mengungkapkan bahwa tim tersebut akan memberi pengarahan kepada mantan perdana menteri tersebut pada putaran pertama perundingan dengan pemerintah, yang diadakan pada hari Senin, dan berkonsultasi dengannya mengenai strategi masa depan dalam pertemuan yang dijadwalkan pada pukul 14.00 hari ini.

Perkembangan ini terjadi ketika Senator Irfan Siddiqui, bagian dari panel negosiasi pemerintah, mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa mereka telah menyetujui permintaan tim PTI untuk berkonsultasi dengan Khan.

Proses negosiasi yang sangat dinanti-nantikan akhirnya dimulai awal pekan ini di Islamabad, setelah berbulan-bulan ketegangan politik meningkat antara PTI dan pemerintah.

Pertemuan perdana tersebut, dari pihak pemerintah, dihadiri oleh Wakil Perdana Menteri Ishaq Dar, Penasihat PM Rana Sanaullah, Senator Irfan Siddiqui, pemimpin PPP Raja Pervaiz Ashraf, Naveed Qamar, dan pemimpin Gerakan Muttahida Qaumi-Pakistan (MQM-P) Farooq Sattar .

Sedangkan PTI diwakili oleh mantan Ketua NA Asad Qaiser, Ketua Dewan Sunni Ittehad (SIC) Sahibzada Hamid Raza, dan Majlis Wahdat-e-Muslimeen Allama Raja Nasir Abbas.

Kedua belah pihak akan mengadakan sidang kedua pada tanggal 2 Januari, ketika PTI akan menyampaikan tuntutannya di hadapan panel pemerintah secara tertulis.

Pembicaraan antara pemerintah dan PTI diadakan setelah pengumuman mantan partai berkuasa mengenai gerakan pembangkangan sipil dan tuntutan pembebasan semua tahanan politik – termasuk Khan – dan pembentukan komisi yudisial untuk menyelidiki kerusuhan 9 Mei dan kerusuhan 9 Mei. Kejadian 26 November, tak terpenuhi.

Mantan perdana menteri yang dipenjara pada bulan lalu meminta para pendukungnya untuk melancarkan gerakan anti-pemerintah dengan menahan pengiriman uang pada tahap pertama.


Ini adalah cerita yang berkembang dan diperbarui dengan lebih banyak detail.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.