Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan dia menawarkan gencatan senjata Natal kepada Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, tetapi dia menolak.
“Di akhir masa Kepresidenan Hongaria di UE, kami melakukan upaya baru untuk mencapai perdamaian. Kami mengusulkan gencatan senjata Natal dan pertukaran tahanan skala besar. Sangat menyedihkan bahwa Presiden Zelensky dengan jelas menolak dan mengesampingkan hal tersebut hari ini. Kami melakukan semua yang kami bisa,” tulis Orbán.
Di media sosial X Orban diterbitkan Postingan ini merupakan tanggapan atas postingan Zelensky yang mengkritik percakapan telepon berikutnya antara Perdana Menteri Hongaria dan Vladimir Putin. “Kita semua berharap Viktor Orban setidaknya tidak menelepon (Bashar) Assad di Moskow untuk mendengarkan ceramahnya selama satu jam,” tulis Zelensky.
Pada Juli 2024, Viktor Orban mengumumkan misi penjaga perdamaian dan mengunjungi Kyiv dan Moskow sebagai bagian darinya. Orban juga mengunjungi Beijing, di mana dia bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan mengunjungi Donald Trump di Florida. Otoritas UE mengkritik Orban atas pertemuannya dengan Putin, dengan mengatakan bahwa perdana menteri Hongaria tidak mewakili kepentingan UE. Vladimir Zelensky juga menolak upaya Viktor Orban untuk bertindak sebagai pembawa perdamaian.
Pada Januari 2023, Vladimir Putin mendeklarasikan gencatan senjata selama 36 jam di Ukraina, yang menurutnya bertujuan untuk mengizinkan orang menghadiri kebaktian gereja. Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, menyerukan gencatan senjata pada Hari Natal. Kantor Presiden Ukraina menyebut inisiatif Putin sebagai kemunafikan.