Di era dimana politik telah direduksi menjadi manajemen biasadisahkannya undang-undang keuangan mewakili momen di mana kekuasaan negara memanifestasikan dirinya dalam bentuknya yang paling murni, paling meresap, dan, terkadang, brutal. Manuver ekonomi pemerintahan Meloni yang penuh janji dan kontradiksi belakangan ini adalah contoh sempurna dari Raksasa dijelaskan oleh Thomas Hobbes: Negara yang berhak mengatur setiap aspek kehidupan warga negara.

Leviathan fiskal: beban pembayar pajak

Dalam sistem seperti kita, dimana beban pajak mendekati 43%, setiap undang-undang keuangan pasti menjadi instrumennya penarikan paksa. Pemerintahan yang dipimpin oleh Giorgia Melonitelah menjanjikan sebuah titik balik: pajak yang lebih sedikit, birokrasi yang lebih sedikit, dan pertumbuhan yang lebih besar. Namun kenyataan menyajikan gambaran yang berbeda kepada kita. Insentif untuk bekerja dan pemotongan pajak, meskipun diumumkan dengan penuh penekanan, tampak seperti kue panas dalam menghadapi keadaan darurat yang nyata: utang publik Italia, yang jumlahnya berkisar 145% dari PDB.

Langkah-langkah yang diusulkan, dari pemotongan bea cukai penggunaan bahan bakar minyak hingga insentif bagi dunia usaha, berisiko terhapuskan akibat inefisiensi kronis mesin negara. Ditambah lagi dengan kritik terhadap Komisi Eropa, yang selalu mengingatkan kita bahwa ruang untuk melakukan manuver sangatlah sempit.

Prioritas yang terlewatkan: keluarga dan angka kelahiran

Salah satu janji besar sayap kanan dalam pemerintahan adalah peluncuran kembali keluarga dan angka kelahiran. Eugenia RoccellaMenteri Keluarga, telah berbicara tentang “perubahan penting” dalam kebijakan keluarga. Namun, dana yang dialokasikan untuk mendukung keluarga tampaknya tidak mencukupi dibandingkan dengan tingkat keparahan masalahnya. Italia tetap menjadi salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah di Eropa, dan langkah-langkah yang diusulkan, seperti peningkatan tunjangan tunggal, tampaknya lebih merupakan sebuah tambalan daripada sebuah strategi.

Paradoks sentralisme

Italia adalah negara dimana terdapat banyak perbincangan mengenai otonomi daerah, namun setiap undang-undang keuangan nampaknya menegaskan kembali sebuah model otonomi daerah sentralisme yang berlaku. Sumber daya untuk wilayah-wilayah tersebut, terutama di wilayah Selatan, masih terbatas dan seringkali hanya bergantung pada intervensi yang dilakukan satu kali saja. Roberto CalderoliMenteri Urusan Daerah, telah berusaha untuk mempertahankan proyek otonominya yang berbeda, namun kurangnya dana yang konkrit menjadikannya hanya sekedar retoris.

Leviathan yang melahap masa depan

Pada akhirnya, anggaran yang baru saja disajikan adalah cerminan dari ketidakmampuan sistem untuk berinovasi. Politik, yang merupakan tahanan jangka pendek, terus menunda reformasi struktural yang nyata sistem pensiun hingga penyederhanaan peraturan. Sementara itu, raksasa fiskal hal ini menghabiskan sumber daya dan harapan, sehingga membuat masa depan masyarakat semakin tidak menentu.

Tantangan besar yang dihadapi pemerintahan Meloni adalah menunjukkan bahwa pemerintahannya bukanlah lembaga eksekutif transisi, melainkan a mesin perubahan yang sebenarnya. Karena jika Leviathan adalah simbol kekuasaan absolut, Italia sangat membutuhkan sosok lain: pemerintahan yang baik, yang tahu bagaimana mendengarkan dan memulihkan kepercayaan warganya.

Lanjutkan membaca berita di DiariodelWeb.it dan ikuti halaman Facebook kami

Sumber

Patriot Galugu
Patriot Galugu is a highly respected News Editor-in-Chief with a Patrianto Galugu completed his Bachelor’s degree in Business – Accounting at Duta Wacana Christian University Yogyakarta in 2015 and has more than 8 years of experience reporting and editing in major newsrooms across the globe. Known for sharp editorial leadership, Patriot Galugu has managed teams covering critical events worldwide. His research with a colleague entitled “Institutional Environment and Audit Opinion” received the “Best Paper” award at the VII Economic Research Symposium in 2016 in Surabaya.