Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta agar tentara ditambahkan ke dalam daftar 33 sandera yang akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan penyanderaan, kata seorang sumber Palestina kepada surat kabar Qatar yang berbasis di London. Al-Araby Al-Jadeed pada hari Rabu.

Menurut laporan tersebut, sumber tersebut mengkualifikasikan upaya ini sebagai upaya untuk “mencurangi perjanjian dan menghalanginya.”

Sumber tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa pengumuman tercapainya kesepakatan penyanderaan ditunda hingga diperoleh kesepakatan mengenai mekanisme pelaksanaannya.

“Dalam beberapa jam terakhir, media Arab melaporkan bahwa Hamas mengklaim Israel mengajukan tuntutan baru dan menolak untuk menegakkan perjanjian yang telah dicapai,” kata seorang sumber diplomatik sehubungan dengan laporan tersebut.

“Hamas membuat klaim palsu bahwa Israel telah menambahkan persyaratan baru dalam perundingan untuk menghindari penerapan kesepakatan,” tambah sumber itu.

Kursi dengan potongan gambar mata para sandera di Tel Aviv. 14 Januari 2025. (kredit: REUTERS/KAI PFAFFENBACH)

Ketidaksepakatan pada kata-kata terakhir

Pada hari Selasa, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan Pos Yerusalem bahwa meskipun kesepakatan tersebut berada pada tahap akhir, pengumumannya ditunda pada hari sebelumnya karena ketidaksepakatan mengenai kata-kata akhir.

Salah satu poin utama yang menghambat persetujuan atas berakhirnya Hamas adalah peta yang menggambarkan penarikan IDF dari Jalur Gaza dalam kerangka kesepakatan.

Amichai Stein berkontribusi pada laporan ini.





Sumber

Patriot Galugu
Patriot Galugu is a highly respected News Editor-in-Chief with a Patrianto Galugu completed his Bachelor’s degree in Business – Accounting at Duta Wacana Christian University Yogyakarta in 2015 and has more than 8 years of experience reporting and editing in major newsrooms across the globe. Known for sharp editorial leadership, Patriot Galugu has managed teams covering critical events worldwide. His research with a colleague entitled “Institutional Environment and Audit Opinion” received the “Best Paper” award at the VII Economic Research Symposium in 2016 in Surabaya.