Hanya persetujuan Hamas yang tersisa untuk mencapai kesepakatan pembebasan sandera, karena semua faktor lainnya telah disepakati, pada Sabtu malam. N12 laporan tersebut diklaim, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Laporan ini muncul ketika delegasi Israel berangkat ke Qatar sekali lagi untuk melakukan negosiasi dengan tujuan mencapai kesepakatan penyanderaan.

Salah satu hambatan utama untuk mencapai kesepakatan adalah penolakan Hamas untuk memberikan nama sandera yang akan dibebaskan. Delegasi Hamas menyatakan bahwa mereka memerlukan waktu seminggu untuk menemukan semua sandera, kata laporan itu.

Para pejabat juga mengkonfirmasi laporan bahwa Israel berupaya meningkatkan jumlah sandera hidup yang dibebaskan dalam perjanjian tersebut. Permintaan baru Israel telah meminta Hamas untuk membebaskan sandera yang tidak dianggap sebagai “kasus kemanusiaan klasik,” sebagaimana didefinisikan dalam perundingan sebelumnya, kata laporan itu.

Lapangan penyanderaan Tel Aviv (kredit: Shannon Stapleton/Reuters)

ketentuan baru Israel

Ia juga menambahkan bahwa daftar sandera Israel yang akan dibebaskan mencakup pria di bawah usia 50 tahun, meskipun Hamas mengklaim bahwa hal ini menyimpang dari perjanjian sebelumnya. Oleh karena itu, kelompok teror tersebut menuntut pembebasan tahanan yang berbeda sebagai imbalan atas permintaan baru Israel.

Laporan itu menambahkan bahwa para mediator sangat ingin menyelesaikan kesepakatan sebelum pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari mendatang.

Mengenai poin-poin penting perundingan, yang telah disepakati adalah hal-hal terkait Koridor Philadelphi, Koridor Netzarim, dan jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan. N12 dikatakan.

Laporan tersebut melanjutkan bahwa para pejabat senior Israel bersikeras menyampaikan optimisme hati-hati mereka mengenai kesepakatan tersebut.

Para pejabat tersebut dilaporkan menyatakan bahwa “kesepakatan dan kesenjangan antar pihak dapat dicapai dalam beberapa minggu mendatang.”





Sumber

Patriot Galugu
Patriot Galugu is a highly respected News Editor-in-Chief with a Patrianto Galugu completed his Bachelor’s degree in Business – Accounting at Duta Wacana Christian University Yogyakarta in 2015 and has more than 8 years of experience reporting and editing in major newsrooms across the globe. Known for sharp editorial leadership, Patriot Galugu has managed teams covering critical events worldwide. His research with a colleague entitled “Institutional Environment and Audit Opinion” received the “Best Paper” award at the VII Economic Research Symposium in 2016 in Surabaya.