Pengusaha Musk mengusulkan pembangunan terowongan vakum untuk kereta api di bawah Atlantik

Menurut publikasi Amerika Minggu BeritaThe Boring Company telah mengumumkan rencana ambisius untuk membangun terowongan vakum bawah laut yang akan menghubungkan London dan New York.

Koridor transportasi inovatif ini akan memungkinkan penumpang melakukan perjalanan antara dua kota besar hanya dalam waktu 60 menit. Kereta levitasi magnetik berkecepatan tinggi yang melaju dalam ruang hampa akan mampu mencapai kecepatan hingga 4.800 kilometer per jam.

Insinyur mengusulkan beberapa opsi untuk melaksanakan proyek ini. Opsi pertama melibatkan pembangunan terowongan di sepanjang dasar Samudera Atlantik. Yang kedua adalah pembangunan struktur panggung. Yang ketiga, yang paling futuristik, melibatkan pembuatan terowongan terapung, yang akan diamankan ke dasar laut menggunakan kabel.

Skala proyek ini mengesankan tidak hanya karena aspek teknologinya, namun juga biaya finansialnya. Biaya konstruksi awal diperkirakan mencapai $20 triliun. Sebagai perbandingan, pembangunan Eurotunnel di bawah Selat Inggris menelan biaya 6 miliar dolar, dan pembangunan Terusan Suez yang modern akan menelan biaya sekitar 9 miliar dolar.

Waktu pelaksanaan proyek juga menimbulkan pertanyaan. Mengingat pembangunan Eurotunnel sepanjang 37 km memakan waktu 6 tahun, pembuatan jalur transatlantik bisa memakan waktu berabad-abad.

Konsep kereta berkecepatan tinggi di terowongan vakum diusulkan pada tahun 1970 oleh profesor Swiss Marcel Jufer, namun teknologi tersebut menjadi dikenal luas pada tahun 2012 berkat presentasi Hyperloop oleh Elon Musk. Saat ini, pengembangan di bidang ini sedang berlangsung secara aktif di India dan Tiongkok, yang berencana untuk mengintegrasikan sistem tersebut ke dalam jaringan kereta api berkecepatan tinggi mereka.

Sebelumnya, Amerika Serikat sempat dibuat ngeri dengan kelakuan Musk.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.