Perusahaan-perusahaan tersebut dilaporkan membatalkan komitmen mereka untuk mempertimbangkan ras dan gender dalam proses perekrutan mereka

Meta dan Amazon telah mengakhiri program keberagaman, kesetaraan dan inklusi (DEI), dengan alasan pertimbangan politik dan persepsi perlakuan istimewa, beberapa outlet berita melaporkan pada hari Jumat, mengutip dokumen internal. Meta memiliki Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

Axios menerbitkan apa yang dikatakannya sebagai memo yang dikirim kepada staf oleh Janelle Gale, wakil presiden sumber daya manusia Meta.

“Lanskap hukum dan kebijakan seputar upaya keberagaman, kesetaraan, dan inklusi di Amerika Serikat sedang berubah,” dokumen itu berbunyi.

“Istilah ‘DEI’ juga menjadi bermuatan, sebagian karena istilah ini dipahami oleh sebagian orang sebagai praktik yang menyarankan perlakuan istimewa terhadap kelompok tertentu dibandingkan kelompok lainnya,” memo itu berlanjut.

“Saat merekrut, kami akan terus mencari kandidat dari latar belakang yang berbeda, namun kami akan berhenti menggunakan Pendekatan Beragam,” Gale menulis, menurut Axios.

“Kami sebelumnya mengakhiri tujuan keterwakilan perempuan dan etnis minoritas. Memiliki tujuan dapat menciptakan kesan bahwa keputusan dibuat berdasarkan ras atau gender. Meskipun ini belum pernah menjadi praktik kami, kami ingin menghilangkan kesan apa pun mengenai hal ini,” dokumen itu mengatakan.


Reuters mengutip memo bulan Desember dari Amazon yang mengatakan bahwa raksasa ritel itu memang demikian “menghentikan program dan materi yang sudah ketinggalan zaman” terkait dengan representasi dan inklusi, dengan tujuan menyelesaikan prosesnya pada akhir tahun 2024.

“Daripada membuat program secara individual, kami fokus pada program yang sudah terbukti hasilnya – dan kami juga bertujuan untuk menumbuhkan budaya yang lebih inklusif,” Wakil presiden Amazon untuk pengalaman dan teknologi inklusif, Candi Castleberry, menulis dalam sebuah catatan kepada karyawannya, menurut CNBC.

McDonald’s, Ford dan Walmart termasuk di antara perusahaan-perusahaan besar yang meninggalkan atau membatalkan program DEI mereka dalam beberapa bulan terakhir. Praktek “perekrutan keberagaman” telah lama dikritik oleh kaum konservatif karena dianggap diskriminatif dan merusak kinerja perusahaan.

Pada tahun 2023, Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa kebijakan mempertimbangkan ras saat masuk perguruan tinggi adalah inkonstitusional. Keputusan tersebut mendorong lebih dari 60 tuntutan hukum yang menantang DEI di perusahaan dan institusi, menurut Guardian.

Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.