Para pemain India mengenakan ban lengan hitam pada hari Jumat di MCG.

Para pemain tim kriket India keluar di arena MCG dengan mengenakan ban lengan hitam pada hari ke-2, yaitu hari Jumat, dari tes BGT 2024-25 keempat yang sedang berlangsung.

Tes MCG dilanjutkan dengan Australia mengambil kendali prosesnya. Tuan rumah menyelesaikan hari pertama dengan 311/6.

Steve Smith, yang berusia 68*, melanjutkan ritme semalamnya dan mencatatkan tes abad ke-34, yang merupakan yang terbanyak kedua oleh batsman Australia. Ini adalah tes tonnya yang ke-11 melawan India, dan sekarang dia memegang rekor tes abad terbanyak melawan India, melewati penghitungan Joe Root sebanyak 10 kali.

Smith’s 140 tetap menjadi skor tertinggi di babak pertama Australia yang juga terjadi di tiga setengah abad lainnya, dari pemukul Usman Khawaja, Sam Konstas dan Marnus Labuschange. Kapten Pat Cummins berkontribusi dengan 49 run juga. Australia menyelesaikan babak pertama mereka di MCG pada 474.

BGT 2024-25: Mengapa pemain India memakai ban lengan hitam pada hari ke-2 tes MCG?

BCCI mengonfirmasi bahwa pemain kriket India mengenakan ban lengan hitam pada hari Jumat di MCG untuk menghormati mantan Perdana Menteri Manmohan Singh, yang meninggal pada hari Kamis.

BCCI mentweet, “Tim Kriket India mengenakan ban lengan berwarna hitam sebagai tanda penghormatan kepada mantan Perdana Menteri India Dr Manmohan Singh yang meninggal pada hari Kamis.”

Manmohan Singh meninggal di Delhi pada hari Kamis setelah sakit berkepanjangan, pada usia 92 tahun.

Sementara itu, di MCG, India memiliki awal yang buruk pada babak pertama mereka karena kapten Rohit Sharma hanya dikeluarkan tiga kali oleh Pat Cummins.

Untuk pembaruan lebih lanjut, ikuti Khel Now Cricket Facebook, Twitter, Instagram, Youtube; unduh Khel Sekarang Aplikasi Android atau Aplikasi iOS dan bergabunglah dengan komunitas kami ada apa & Telegram.



Sumber

Patriot Galugu
Patriot Galugu is a highly respected News Editor-in-Chief with a Patrianto Galugu completed his Bachelor’s degree in Business – Accounting at Duta Wacana Christian University Yogyakarta in 2015 and has more than 8 years of experience reporting and editing in major newsrooms across the globe. Known for sharp editorial leadership, Patriot Galugu has managed teams covering critical events worldwide. His research with a colleague entitled “Institutional Environment and Audit Opinion” received the “Best Paper” award at the VII Economic Research Symposium in 2016 in Surabaya.