DITERBITKAN 04 Januari 2025

Dunia kuliner di Karachi sungguh luar biasa, dan salah satu hal yang disukai kota ini adalah tren. Mulai dari burger daging sapi hingga hotpot, BBQ Korea hingga bar pencuci mulut, masyarakat Karachi selalu memiliki ketertarikan baru untuk dikejar. Yang terbaru bergabung dengan daftar obsesi yang selalu berubah ini? Matcha latte.

Apa yang dimulai sebagai minuman khusus yang melayani penggemar kebugaran dan pencari kebugaran kini telah berubah menjadi tren di seluruh kota. Kafe-kafe yang menyajikan ramuan hijau ini bermunculan di seluruh Karachi, masing-masing mencoba mengungguli yang lain tidak hanya dalam hal rasa tetapi juga dalam estetika. Pikirkan interior yang semarak, warna-warna pastel, lampu neon, dan seni latte yang rumit—tempat-tempat yang dirancang agar terlihat bagus di feed Instagram Anda seperti di kehidupan nyata.

Mengapa ini begitu populer?

Matcha, daun teh hijau yang digiling halus, memiliki reputasi manfaat kesehatan yang mengesankan. Kaya akan antioksidan, dipuji karena meningkatkan metabolisme, memberikan dorongan energi yang tenang, dan bahkan membantu kulit bersinar.

Tentu saja, warga Karachi, yang suka memadukan kesehatan dengan kesenangan, pasti akan menerimanya. Padukan ini dengan panas terik Karachi, dan es matcha latte yang menyegarkan akan semakin menggugah selera.

Namun kesehatan bukanlah satu-satunya alasan popularitasnya. Rasa Matcha yang unik dan sedikit bersahaja tidak seperti yang lainnya. Ketika dicampur dengan susu atau bahan-bahan kreatif seperti lavendel, vanila, atau kelapa, minuman ini berubah menjadi minuman serbaguna dengan kemungkinan inovasi tanpa batas.

Sebuah siklus obsesi

Obsesi Karachi terhadap tren bukanlah hal baru. Kota ini terkenal karena terjun langsung ke dalam mode makanan. Begitu Karachi jatuh cinta dengan sebuah konsep, pasar akan dibanjiri pesaing. Ingatkah saat burger daging sapi menguasai setiap sudut jalan? Atau bagaimana hotpot menjadi pengalaman bersantap terbaik, lengkap dengan saus dan kaldu yang tidak dapat diucapkan oleh siapa pun? Sekarang giliran matcha.

Masing-masing kafe berusaha untuk mengalahkan yang lain, baik dengan menawarkan sentuhan unik—matcha dengan kelopak mawar, siapa saja?—atau dengan menciptakan ruang yang meneriakkan “Instagrammable.” Papan neon dengan teks lucu seperti “Tetap Beralas, Minum Matcha” sudah menjadi standar saat ini, sementara dinding bertema hijau dan pencahayaan khusus dirancang untuk memastikan permainan selfie Anda seru.

Titik jenuh

Ketika kegilaan meningkat, persaingan juga meningkat. Setiap minggunya, sebuah kafe baru dibuka dan menjanjikan “matcha latte terbaik di Karachi.” Gelombang ini sering kali menyebabkan kejenuhan pasar, dengan terlalu banyak pemain yang bersaing untuk mendapatkan audiens yang sama. Akhirnya, hype tersebut berkurang, dan warga Karachi beralih ke hal besar berikutnya.

Tapi untuk saat ini, matcha berkuasa. Kafe-kafe menikmati cahaya gelombang hijau ini, tidak hanya menawarkan minuman tetapi juga gaya hidup—perpaduan antara kesehatan, kesenangan, dan sentuhan kemewahan.

Efek Instagram

Media sosial memainkan peran besar dalam membentuk tren ini. Di kota di mana “Di mana kita harus makan?” Praktis menjadi perdebatan sehari-hari, tempat-tempat yang layak untuk Instagram memberikan jawaban yang mudah. Tujuannya bukan hanya menyajikan minuman yang enak; itu untuk membuat orang memposting tentang hal itu. Mulai dari keramik mungil hingga daun emas yang dapat dimakan pada latte, kafe-kafe berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi tujuan berfoto besar berikutnya di Karachi.

Bagaimana nasib Karachi selanjutnya?

Meskipun matcha lattes mungkin mendominasi kota ini untuk saat ini, kecintaan Karachi terhadap penemuan kembali menjamin kegemaran lain akan segera terjadi. Baik itu mangkuk açai, bar ramen, atau sesuatu yang sama sekali tidak terduga, siklus ini akan berulang. Hingga saat itu tiba, fase matcha latte menawarkan momen lezat—dan sangat fotogenik—dalam perjalanan kuliner Karachi yang terus berkembang.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.