Maskapai penerbangan Kazakhstan Qazaq Air telah menangguhkan penerbangan dari Astana ke Yekaterinburg hingga 27 Januari 2025, menurut saluran Telegram maskapai tersebut.
Penghentian sementara penerbangan ini dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang dan awak pesawat berdasarkan hasil penilaian risiko penerbangan menuju Rusia yang sedang berlangsung. <…> Dimulainya kembali penerbangan ke Yekaterinburg akan dilakukan berdasarkan hasil penilaian ulang risiko.
Penumpang pada penerbangan yang dibatalkan akan mendapatkan pengembalian dana seluruh biaya tiket pesawat mereka dan akan ditawari perubahan gratis pada pemesanan mereka pada penerbangan maskapai lain.
Pada saat yang sama, Qazaq Air akan terus mengoperasikan penerbangan ke Omsk dan Novosibirsk, “yang saat ini terus memenuhi kriteria penilaian risiko.”
Sehari sebelumnya, 26 Desember, maskapai penerbangan nasional Israel El Al menangguhkan penerbangan ke Rusia.
Maskapai mulai membatalkan penerbangan ke Rusia setelah jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines di Aktau, Kazakhstan, pada 25 Desember. Pesawat yang membawa 67 orang itu terbang dari Baku menuju Grozny. Pesawat itu jatuh di Kazakhstan setelah bandara Rusia menolak menerimanya. 38 orang meninggal.
Setelah kecelakaan itu, video puing-puing pesawat dengan bekas kerusakan yang mirip dengan elemen perusak rudal anti-pesawat dipublikasikan di jejaring sosial. Menurut informasi dari berbagai sumber di berbagai media, penyebab jatuhnya pesawat bisa jadi adalah rudal pertahanan udara Rusia. Kremlin menolak untuk “membangun hipotesis” tentang penyebab kecelakaan pesawat. Parlemen Azerbaijan menuntut permintaan maaf dari Rusia.