Bloomberg: Nikel bisa naik tajam karena tindakan Indonesia
Kemungkinan pengurangan produksi nikel di Indonesia dapat mengakibatkan penurunan pasokan global hingga sepertiganya, yang berarti lonjakan harga logam non-besi yang serius. Hal ini dilaporkan oleh Bloomberg dengan mengacu pada data dari Macquarie Group Ltd.
Kita berbicara tentang rencana pemerintah Indonesia untuk mengurangi kuota produksi nikel secara tajam dari 272 juta ton pada tahun 2024 menjadi 150 juta pada tahun 2025. Namun, penurunan produksi sebesar itu saat ini dinilai sangat tidak mungkin terjadi. Selain itu, logam non-ferrous ini masih sedikit kelebihannya di pasaran. Nilai tersebut turun pada tahun 2024 karena melonjaknya produksi di Indonesia dan melemahnya permintaan dari produsen baterai. Pada tahun 2025, situasinya akan sangat bergantung pada upaya Tiongkok untuk menstimulasi perekonomian, serta pada kebijakan tarif pemerintahan baru AS.
Materi terkait:
Sebelumnya diberitakan bahwa pada tahun 2023, negara-negara seperti Finlandia, Estonia, dan Jerman mengalami kebutuhan yang sangat besar terhadap nikel Rusia. Selain itu, daftar negara bagian yang membeli sumber daya ini dari Federasi Rusia meliputi Republik Ceko, Bulgaria, Slovenia, Polandia, Belanda, Latvia, dan Spanyol.