Lazio memecat simpatisan sayap kanan yang menangani maskot elang mereka pada hari Senin setelah dia memposting serangkaian video dan gambar penisnya yang sedang ereksi secara online.
Falconer Juan Bernabe, yang telah hadir di pertandingan kandang Lazio dengan Olympia si elang sejak musim 2010-11, memposting rekaman tersebut di media sosial setelah menjalani operasi pada hari Sabtu untuk memasang prostesis penis guna meningkatkan kinerja seksualnya.
Lazio mengatakan bahwa mereka telah “segera mengakhiri” hubungan mereka dengan Bernabe “karena keseriusan tindakannya”, dan menambahkan bahwa mereka “terkejut” dengan gambar-gambar tersebut. Klub Serie A tersebut menambahkan bahwa pemecatan Bernabe berarti para penggemar akan kehilangan kehadiran Olympia dalam pertandingan kandang berikutnya bagi Lazio, berikutnya adalah melawan Real Sociedad di Liga Europa pada 23 Januari.
“Kami, dan simbol bersejarah elang, tidak dapat lagi diasosiasikan dengan seseorang yang dengan perilakunya membuat kelanjutan hubungan apa pun menjadi mustahil,” tambah Lazio. Bernabe membela keputusan untuk mempublikasikan gambar tersebut dengan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Radio24 bahwa “ketelanjangan adalah hal yang normal, saya tumbuh dalam keluarga yang berpikiran terbuka dan naturis”.
Pria Spanyol berusia 56 tahun itu sebelumnya pernah mendapat kecaman karena sikapnya yang berpolitik sayap kanan, dan diskors oleh Lazio pada tahun 2021 karena melakukan penghormatan fasis di akhir pertandingan melawan Inter. Dia terekam oleh para penggemar di Stadio Olimpico Roma yang melakukan gerakan dan meneriakkan “Duce, Duce” sambil memegang Olympia dan mengenakan seragam lengkap Lazio.
Bernabe kemudian mengatakan kepada surat kabar Italia Il Messaggero bahwa dia “bangga” menjadi pendukung partai politik sayap kanan Spanyol Vox “seperti banyak teman pesepakbola saya”. Dia menegaskan bahwa dia telah melakukan nyanyian tersebut untuk mendukung Benito Mussolini, yang mendirikan Partai Fasis Nasional dan memerintah Italia dari tahun 1922 hingga 1943 sebelum dibunuh di dekat Danau Como oleh partisan Italia pada tahun 1945. “Saya melakukannya dan saya tidak menyesalinya. karena saya mengagumi Mussolini, dia melakukan hal-hal hebat untuk Italia seperti yang dilakukan Franco untuk Spanyol,” ujarnya dalam wawancara yang sama. “Saya mengagumi keduanya dan saya bangga karenanya.”