Foto yang diambil pada tanggal 3 Desember 2024 ini menunjukkan penduduk setempat berjalan melintasi pasar yang dibuka kembali setelah bentrokan sektarian di Parachinar, provinsi Khyber Pakhtunkhwa. — AFP

Konvoi pertama yang membawa barang-barang penting akan melintasi jalan Tal-Parachinar hari ini (Sabtu), saat rute utama yang menghubungkan kembali distrik Kurram ke wilayah lain di negara itu dibuka kembali setelah penutupan selama tiga bulan berdasarkan pakta perdamaian antara suku-suku yang bertikai di wilayah yang bergolak tersebut.

Konvoi yang berangkat dari Chapri, Tal, akan segera mengirimkan barang-barang penting termasuk obat-obatan, minyak, gandum, dan bahan makanan lainnya ke Parachinar di bawah pengamanan ketat yang dijamin oleh polisi dan Frontier Corps (FC).

Penasihat Ketua Menteri KP, Pengacara Saif, yang tiba di Kohat tadi malam, akan melepas konvoi 75 kendaraan berat tersebut.

Komisaris Kohat, wakil inspektur jenderal dan pejabat polisi juga mendampingi Pengacara Saif.

Sebelumnya, Sekretaris Utama Khyber Pakhtunkhwa Nadeem Aslam Chaudhry menekankan bahwa komite perdamaian akan memastikan perlindungan konvoi dan kepatuhan terhadap perjanjian yang ada. Komite-komite ini, yang terdiri dari warga setempat, tetua suku, dan pemimpin politik yang mewakili semua sekte dan komunitas, bertugas menjaga keharmonisan di wilayah tersebut, katanya.

Pejabat itu mengatakan bahwa kendaraan penumpang juga diperkirakan akan kembali beroperasi dalam bentuk konvoi selama beberapa hari ke depan.

Sumber-sumber pemerintah mengungkapkan bahwa penduduk setempat telah berjanji untuk menyerahkan senjata mereka kepada negara dalam waktu 15 hari, sebagai bagian dari proses bertahap, sementara pembongkaran bunker lokal diperkirakan akan selesai dalam waktu satu bulan.

Pembukaan kembali jalan raya merupakan langkah signifikan menuju pemulihan keadaan normal di wilayah tersebut, menjamin kelancaran arus barang dan memperkuat perdamaian komunal.

Kedua suku yang bertikai di Kurram akhirnya mencapai konsensus dan menandatangani perjanjian damai pekan lalu setelah perundingan selama berhari-hari. Kesepakatan tersebut menyusul grand jirga yang diadakan di Kohat, di mana 50 sesi dilakukan untuk mencapai konsensus. Semua pihak memainkan peran penting dalam pakta perdamaian, yang bertujuan memulihkan stabilitas di wilayah yang dilanda konflik.

Perjanjian yang berisi 14 poin, yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian di wilayah tersebut ketika kekerasan melanda wilayah yang bergolak selama beberapa minggu, ditandatangani oleh 45 anggota dari masing-masing pihak, kata anggota Jirga Malik Sawab Khan.

Pemerintahan KP telah mengumumkan bahwa pihak mana pun yang melakukan agresi di distrik Kurram akan dianggap sebagai teroris setelah bunker yang ada dibongkar.

Pengacara Saif mengatakan pada hari Jumat bahwa sesuai keputusan Komite Apex, Kurram akan dibebaskan dari senjata dan bunker untuk memastikan perdamaian jangka panjang.

Badan tertinggi KP bulan lalu memutuskan untuk membongkar semua bunker swasta di distrik Kurram sebagai bagian dari upaya memulihkan perdamaian di wilayah tersebut.

Krisis Kurram

Kurram, sebuah distrik berpenduduk lebih dari 600.000 penduduk dekat perbatasan Pakistan dengan Afghanistan, telah lama menjadi pusat kekerasan sektarian.

Meskipun gencatan senjata telah diumumkan beberapa kali selama setahun terakhir, masalah ini masih belum terselesaikan, dan para tetua suku terus berupaya untuk menegosiasikan perjanjian perdamaian permanen.

Ketegangan meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan bentrokan sejak Juli hingga saat ini yang menyebabkan lebih dari 200 orang tewas.

Bentrokan yang terjadi pada bulan November memperburuk krisis kemanusiaan di distrik tersebut, dengan persediaan obat-obatan dan oksigen yang sangat sedikit karena penutupan berkepanjangan jalan raya utama yang menghubungkan Parachinar ke Peshawar.

Laporan menunjukkan bahwa lebih dari 100 anak mungkin meninggal karena kekurangan obat-obatan, meskipun juru bicara pemerintah Khyber Pakhtunkhwa, Barrister Saif, membantah klaim tersebut.

Selain aksi duduk yang sedang berlangsung di Parachinar Press Club, penutupan jalan telah memicu protes di Karachi, yang kini memasuki hari kesembilan. Pada hari Senin, protes terpisah diadakan di Bagan, di bagian bawah Kurram, terhadap kerusakan toko-toko dan rumah-rumah di daerah tersebut.

Para pengunjuk rasa menuntut pembukaan kembali jalan dan bantuan bagi orang-orang yang terkena dampak. Namun, pejabat pemerintah distrik menyebutkan masalah keamanan, termasuk penembakan terhadap kendaraan penumpang dan bentrokan suku baru-baru ini, sebagai alasan penutupan tersebut.

Kabupaten tersebut dinyatakan sebagai daerah yang terkena bencana oleh pemerintah provinsi dan pihak berwenang mengirimkan pasokan medis ke daerah tersebut dan mengevakuasi orang-orang yang sangat membutuhkan.

Menggarisbawahi bahwa konsensus telah dicapai pada semua poin utama, Pengacara Saif mengatakan bahwa bunker akan dihapuskan dan wilayah tersebut akan dihilangkan persenjataannya sesuai dengan keputusan Komite Apex.

Ia menegaskan kembali tekad pemerintah untuk mencapai solusi permanen dan berkelanjutan terhadap konflik yang sudah berlangsung lebih dari satu abad.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.