Konvoi pertolongan pertama yang terdampar di Tal selama beberapa hari akhirnya berangkat ke daerah Bagan di Kurram untuk mengirimkan barang-barang bantuan yang sangat dibutuhkan, para pejabat mengkonfirmasi pada hari Rabu.

Pada tahap pertama, Otoritas Manajemen Bencana FATA (FDMA) memberangkatkan 10 kendaraan yang memuat perbekalan penting, antara lain tenda, kasur, selimut, peralatan dapur, dan barang-barang penting lainnya. Konvoi lain yang membawa pasokan makanan diperkirakan akan menuju ke Parachinar hari ini, dengan konvoi tambahan direncanakan pada minggu mendatang.

Komite Perdamaian telah meyakinkan pihak berwenang mengenai jalur yang aman bagi konvoi tersebut, menjanjikan kompensasi bagi penduduk yang terkena dampak, dan berkomitmen untuk menyerahkan mereka yang bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini terhadap Wakil Komisaris Kurram Javedullah Mehsud.

Upaya untuk menyalurkan bantuan ke Kurram berulang kali menghadapi hambatan sejak 4 Januari, menyusul serangan terhadap Mehsud di daerah Bagan di Kurram Bawah dan protes duduk yang dilakukan oleh suku-suku lokal di Mandori. Ketegangan ini menyebabkan penutupan jalan, sehingga menunda operasi bantuan.

Meski beberapa kendaraan yang membawa barang-barang mudah rusak dikembalikan, sebagian besar tetap ditempatkan di Tal, menurut Wakil Komisaris Hangu Gohar Zaman Wazir. Penundaan ini memperburuk penderitaan warga Kurram, yang mengalami kekurangan makanan dan obat-obatan.

Blokade yang berkepanjangan telah menimbulkan konsekuensi yang tragis, aktivis sosial Ali Jawad melaporkan 221 korban jiwa, termasuk 147 anak-anak, karena kurangnya bantuan medis. Dia menyerukan tindakan segera untuk mencegah kerugian lebih lanjut.

Anggota Majelis Nasional Hamid Hussain dan para pemimpin lokal lainnya telah mendesak pihak berwenang untuk mempercepat upaya bantuan, menekankan situasi mengerikan yang disebabkan oleh pengepungan selama tiga bulan. Protes di berbagai daerah, termasuk Sadda, menyoroti rasa frustrasi yang semakin meningkat, di mana para pemilik toko menuntut pembebasan seorang pemimpin serikat pedagang yang ditangkap karena tuduhan pernyataan yang menghasut.

Sementara itu, Pasal 144 telah diberlakukan di Kurram, dan pemerintah daerah terus mengatasi tantangan untuk memastikan pengiriman bantuan tepat waktu.



Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.