Pemimpin Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) Asad Qaiser mengatakan bahwa pemerintah membuat berbagai klaim mengenai pembicaraan tersebut, Khawaja Asif dan Maryam Nawaz berusaha membuat pembicaraan gagal dengan segala cara.
Asad Qaiser dalam keterangannya mengatakan, kemudian dikatakan bahwa pendiri PTI sedang men-tweet, PTI adalah pihak yang tertindas, pada tanggal 26 November hak asasi kami dirampas, warga negara yang tidak bersalah ditembak, rakyat kami Hukuman dijatuhkan di pengadilan militer. , namun kami mengurangi keberatan dan tuntutan agar negara ini dapat bergerak maju.
Asad Qaiser mengatakan, pemerintah sempat berjanji akan bertemu dengan pendiri PTI, kini berbeda trik yang dilakukan pemerintah.
Pemimpin PTI tersebut mengatakan bahwa kami menginginkan adanya aturan konstitusi di negara ini, peradilan yang independen di negara ini, supremasi sipil di negara ini dan parlemen yang kuat. Aku tetap pada posisiku.
Dikatakannya bahwa pendiri PTI telah muncul sebagai pemimpin besar tidak hanya di Pakistan tetapi di seluruh dunia, pendiri PTI di penjara yang menanggung kesulitan dan kesulitan berbuat untuk negara, seluruh bangsa adalah pendiri PTI. Berdiri bersama.