Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menderita tinitus setelah dia dan tim WHO terjebak dalam serangan udara Israel di Yaman.
“Saya baik-baik saja tetapi saya mengalami tinnitus (telinga berdenging) akibat ledakan keras. Saya berharap ini hanya bersifat sementara,” tulis Tedros, 59 tahun, di X setelah kembali ke Jenewa.
Dalam pesan Tahun Barunya, Sekjen PBB menyebut perdamaian sebagai obat terbaik, menekankan bahwa perang hanya membawa kematian, kehancuran, dan pengungsian, dan mendesak fokus pada pencarian solusi politik untuk perdamaian abadi bagi generasi mendatang.
Serangan udara Israel menargetkan bandara di ibu kota Yaman, Sanaa, Kamis lalu, tepat ketika Tedros dan timnya hendak menaiki penerbangan mereka setelah melakukan pembicaraan di kota tersebut.
Menurut Tedros, salah satu anggota timnya terluka dalam serangan itu, dan kerusakan parah terjadi pada menara kendali, ruang keberangkatan, dan landasan pacu bandara.
Militer Israel menyatakan serangan itu menyasar infrastruktur milisi Houthi, termasuk beberapa fasilitas di bandara internasional.
Pasca serangan udara tersebut, Sekretaris Jenderal PBB mengeluarkan pernyataan yang menggarisbawahi pentingnya mematuhi hukum internasional, khususnya hukum kemanusiaan.
Dia menekankan bahwa warga sipil dan infrastruktur sipil harus dilindungi dan pekerja kemanusiaan tidak boleh menjadi sasaran.
Sekretaris Jenderal juga menyatakan keprihatinan mendalam mengenai risiko eskalasi lebih lanjut di kawasan dan menyerukan semua pihak untuk menghentikan aksi militer dan menahan diri secara maksimal.