Gambar tak bertanggal ini menunjukkan Shaheed Aitzaz Hasan, siswa kelas sembilan di Sekolah Menengah Atas Negeri, yang menyerahkan nyawanya untuk menghentikan pelaku bom bunuh diri pada 6 Januari 2014. — AFP/File

Keluarga dan teman-teman Shaheed Aitzaz Hassan, yang mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan teman-teman sekelasnya dari pelaku bom bunuh diri pada tahun 2014, sekali lagi mendesak pemerintah untuk menghormati komitmennya dan secara resmi mengakui keberaniannya yang tak tertandingi.

Berbicara kepada media pada peringatan kemartirannya, keluarga Aitzaz menyatakan kekecewaannya atas kegagalan pemerintah memenuhi janji-janji yang dibuat setelah kemartirannya.

“Anak kami, Shaheed Aitzaz Hassan, bukan hanya anak kami tapi anak bangsa. Pengorbanan yang dilakukannya bukan rahasia lagi bagi Pakistan atau dunia,” kata Mujahid Ali, ayah dari pahlawan nasional tersebut, saat berbicara kepada Berita Geo. “Sayangnya, janji-janji yang diberikan pemerintah kepada kami belum dipenuhi, satu pun tidak.”

Aitzaz Hassan, seorang siswa berusia 15 tahun dari desa Ibrahimzai di Hangu, menjadi pahlawan nasional ketika ia mencegat seorang pembom bunuh diri yang mencoba menyerang sekolahnya, dan menyelamatkan nyawa ratusan siswa.

Keberaniannya membuatnya mendapatkan pengakuan anumerta sebagai martir nasional, dengan janji dukungan bagi keluarganya dan pembangunan tugu peringatan untuk menghormatinya. Hasan secara anumerta dianugerahi Sitara-e-Shujaat atas keberaniannya.

Namun, penduduk setempat mengatakan janji tersebut masih belum terpenuhi. Mereka meminta pemerintah mengambil langkah segera untuk menghormati ingatan dan komitmennya.

“Kami menuntut, pertama, pemerintah harus merayakan hari jadinya secara resmi, dan kedua, komitmen yang dibuat kepada keluarganya pada saat itu harus dipenuhi,” desak mantan teman sekelas Aitzaz, Yasir Hussain.

Teman sekelas Aitzaz juga berbicara tentang kekosongan yang ditinggalkan oleh ketidakhadirannya, mengingat masa sekolah mereka bersama: “Saya, bersama Aitzaz Hassan dan banyak teman sekelas kami, belajar bersama. Kami semua sangat merindukan Shaheed Aitzaz Hassan.”

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.