Jurnalis independen Ken Klippenstein diskors pada hari Kamis dari platform sosial X setelah berbagi materi tentang Senator JD Vance (R-Ohio) yang diduga diperoleh dari peretasan Iran terhadap kampanye mantan Presiden Trump.
Klippenstein menerbitkan laporan setebal 271 halaman yang dikumpulkan oleh tim kampanye Trump untuk memeriksa Vance, yang sekarang menjadi pasangan calon wakil presiden dari Partai Republik, di Substack-nya.
Juru bicara X mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa akun jurnalis tersebut ditangguhkan karena memposting “informasi pribadi pribadi yang tidak disunting” tentang Vance.
“Ken Klippenstein untuk sementara ditangguhkan karena melanggar aturan kami dalam memposting informasi pribadi pribadi yang tidak disunting, khususnya alamat fisik Senator Vance dan sebagian besar nomor Jaminan Sosialnya,” kata juru bicara itu.
Tim kampanye Trump bulan lalu mengungkapkan bahwa akun tersebut telah diretas dan dokumen internal telah dibocorkan. FBI kemudian mengkonfirmasi bahwa Iran berada di balik pelanggaran tersebut dan bahwa negara tersebut telah berusaha mengganggu kedua kampanye presiden tersebut.
Dokumen-dokumen tersebut dibagikan ke berbagai media, namun mereka memilih untuk tidak mempublikasikan materi yang dicuri.
Iran juga berusaha membagikan materi tersebut kepada tim kampanye Biden, ungkap FBI pekan lalu. Namun, tim kampanye Harris mengatakan para stafnya mengabaikan apa yang tampaknya merupakan email phishing yang dikirim oleh Iran ke email pribadi mereka.
Klippenstein menjelaskan keputusannya untuk mempublikasikan materi yang dicuri di Substack-nya, dengan alasan bahwa “ini demi kepentingan publik di musim pemilu.”
“(S)sejak bulan Juni, media massa hanya memperhatikan dokumen tersebut (dan dokumen lainnya), menolak untuk mempublikasikannya karena takut akan bertentangan dengan kampanye pemerintah melawan ‘pengaruh asing yang jahat,’” tulisnya.
“Saya tidak percaya pada media sebagai perpanjangan tangan pemerintah, yang melakukan tugasnya melawan pengaruh asing,” tambahnya kemudian. “Mereka juga tidak boleh menjadi penjaga gerbang dari apa yang seharusnya diketahui publik.”