Sejumlah besar dunia usaha ‘tertatih-tatih di ambang kehancuran’ di tengah ketidakpastian menjelang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Penelitian mengejutkan kemarin menunjukkan ribuan perusahaan Inggris telah terjerumus ke dalam kesulitan keuangan yang signifikan tahun ini.

Angka tersebut melonjak sepertiga menjadi hampir 633.000 perusahaan dalam tiga bulan hingga akhir September, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Para atasan ‘menahan napas’ menjelang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang akan dirilis akhir bulan ini di tengah kekhawatiran bahwa Rachel Reeves sedang merencanakan serangan pajak terhadap dunia usaha. Rektor sedang mempertimbangkan peningkatan iuran Asuransi Nasional pemberi kerja.

Para ahli memperingatkan bahwa undang-undang hak-hak pekerja yang diajukan oleh Partai Buruh akan menyebabkan ‘kerugian lebih lanjut’ bagi dunia usaha karena akan mempersulit dan mahalnya perekrutan staf.

Sejumlah besar bisnis berada di ambang kehancuran menjelang Anggaran Rachel Reeves

Dunia usaha menahan napas di tengah kekhawatiran bahwa Rektor berencana melakukan serangan pajak terhadap perusahaan-perusahaan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh firma penasihat bisnis Begbies Traynor, 632.756 perusahaan menghadapi kesulitan keuangan pada kuartal ketiga tahun ini. Angka tersebut 32 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan meningkat 5,1 persen dibandingkan tiga bulan sebelumnya.

Sektor jasa pendukung, konstruksi dan properti mempunyai jumlah perusahaan yang paling banyak mengalami kesulitan.

Ketua Begbies Traynor, Ric Traynor mengatakan: ‘Banyak pemimpin dunia usaha yang menahan napas menunggu kejelasan mengenai apa yang akan dihasilkan oleh Anggaran yang akan datang.

‘Suasana hati menjelang Anggaran telah membuat banyak pemimpin bisnis memperkirakan perusahaan dan investor akan menanggung beban terbesar dari perubahan rezim perpajakan.’

Julie Palmer, juga dari Begbies Traynor, menambahkan: ‘Dampak langsung (dari Anggaran) dapat berdampak buruk bagi banyak bisnis yang berada di ambang kehancuran.’