Wakil Presiden Harris unggul tipis atas mantan Presiden Trump di negara bagian Pennsylvania yang menjadi medan pertempuran, menurut sebuah laporan baru pemilihan dirilis oleh Universitas Monmouth pada hari Rabu.
Data menunjukkan bahwa 40 persen pemilih di Keystone State mengatakan mereka pasti akan memilih Harris, dibandingkan dengan 38 persen yang mengatakan hal yang sama tentang Trump. Delapan persen mengatakan mereka mungkin akan memilih wakil presiden, sementara tujuh persen mengatakan mereka mungkin akan memilih mantan presiden, menurut jajak pendapat tersebut.
Sementara itu, 44 persen mengatakan mereka pasti tidak akan memilih Harris, dibandingkan dengan 46 persen yang mengatakan mereka pasti tidak akan memilih Trump menurut data.
Survei yang dilakukan dari tanggal 19 hingga 23 September itu juga menemukan bahwa inflasi menjadi isu utama bagi para pemilih dengan 62 persen suara dalam pemilihan ini, bersama dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 45 persen, aborsi sebesar 40 persen, dan imigrasi sebesar 38 persen. Sebelas persen responden mengatakan kejahatan merupakan salah satu dari dua isu utama mereka.
Di antara 18 persen pemilih yang menyebut inflasi dan pertumbuhan ekonomi sebagai dua isu utama mereka, 50 persen mendukung Trump sementara 36 persen mendukung Harris, data menemukan.
Warga Pennsylvania tampak terbagi dalam pendapat apakah mereka mempercayai Harris atau Trump untuk menangani masalah pertumbuhan ekonomi, dengan 51 persen mengatakan bahwa mereka mempercayai Trump dibandingkan dengan 48 persen yang memilih Harris, menurut jajak pendapat tersebut.
Mengenai isu imigrasi, 54 persen pemilih di negara bagian tersebut memilih Trump dibandingkan dengan Harris yang 44 persen.
Harris mengungguli Trump di antara pemilih terkait aborsi, 57 persen berbanding 39 persen.
Harris dan Trump imbang di angka 34 persen ketika menyangkut apakah pemilih menganggap keduanya sangat baik, jajak pendapat menunjukkan. Sebelas persen menganggap Trump agak baik, dibandingkan dengan 15 persen yang mengatakan hal yang sama tentang Harris.
Empat puluh dua persen menilai Harris sangat tidak disukai, sedangkan Trump sebesar 47 persen.
Jajak pendapat Universitas Monmouth menggunakan sampel acak dari 654 pemilih di Pennsylvania. Wawancara dilakukan dalam bahasa Inggris melalui telepon, wawancara telepon langsung, dan survei daring. Perlu dicatat bahwa terdapat keyakinan 95 persen bahwa kesalahan yang dikaitkan dengan pengambilan sampel memiliki margin maksimum plus atau minus 4,5 poin persentase.