Istri Presiden Suriah Bashar al-Assad yang digulingkan asal Inggris, Asma al-Assad, telah mengajukan gugatan cerai setelah menyatakan ketidakpuasannya terhadap kehidupannya di Moskow, media Turki dan Arab melaporkan pada Minggu. Dia dilaporkan berusaha pindah ke London.

Asma mengajukan permohonan ke pengadilan Rusia dan meminta izin khusus untuk meninggalkan Moskow. Permohonannya dilaporkan sedang dievaluasi oleh otoritas Rusia.

Asma adalah warga negara ganda Inggris-Suriah yang lahir dan besar di London dari orang tua asal Suriah, lapor BBC. Asma pindah ke Suriah pada tahun 2000 dan menikah dengan Assad pada tahun yang sama pada usia 25 tahun.

Meskipun permintaan suakanya diterima, Bashar al-Assad dilaporkan masih mengalami pembatasan yang ketat. Dia tidak diizinkan meninggalkan Moskow atau terlibat dalam aktivitas politik apa pun.

Pihak berwenang Rusia juga telah membekukan aset dan uangnya. Asetnya meliputi 270 kilogram emas, $2 miliar, dan 18 apartemen di Moskow.

Pengendara sepeda Bassel Soufi mengunjungi resor musim panas Bashar al-Assad yang digulingkan saat ia melakukan tur sebagai bagian dari pelatihan hariannya di Burj Islam dekat Latakia, Suriah, 13 Desember 2024. (kredit: REUTERS/UMIT BEKTAS)

keluarga Assad

Saudara laki-laki Bashar al-Assad, Maher al-Assad, belum diberikan suaka di Rusia, dan permintaannya masih dalam peninjauan, menurut laporan Saudi dan Turki. Maher dan keluarganya menjadi tahanan rumah di Rusia.

Assad digulingkan pada awal Desember dalam serangan pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Hay’at Tahrir al-Sham (HTS). Meskipun HTS terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, AS telah memutuskan untuk mencabut hadiah sebesar $10 juta untuk kepala pemimpin HTS Abu Mohammad al-Julani.

Rezim Baath berkuasa selama 61 tahun sebelum Assad digulingkan bulan ini.





Sumber

Patriot Galugu
Patriot Galugu is a highly respected News Editor-in-Chief with a Patrianto Galugu completed his Bachelor’s degree in Business – Accounting at Duta Wacana Christian University Yogyakarta in 2015 and has more than 8 years of experience reporting and editing in major newsrooms across the globe. Known for sharp editorial leadership, Patriot Galugu has managed teams covering critical events worldwide. His research with a colleague entitled “Institutional Environment and Audit Opinion” received the “Best Paper” award at the VII Economic Research Symposium in 2016 in Surabaya.