Israel dan Hamas menandatangani perjanjian gencatan senjata. Hal ini dilansir The Times of Israel, mengutip sumber di AS dan Israel.

Berbagai media Arab juga memberitakan penandatanganan perjanjian tersebut. Hal ini akan diumumkan secara resmi “dalam beberapa jam mendatang,” menurut The Times of Israel. Teks perjanjian tersebut belum dipublikasikan.

Menurut sumber yang mengetahui kemajuan perundingan, tahap pertama adalah gencatan senjata untuk jangka waktu 42 hari dan pembebasan beberapa sandera Israel yang ditangkap selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan diadakan di Jalur Gaza.

Sebagai imbalannya, tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel akan dibebaskan dengan jumlah 30 orang untuk setiap warga sipil Israel dan 50 orang untuk setiap personel militer. Di antara warga Palestina yang dibebaskan adalah mereka yang dihukum karena terorisme, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup.

Selain itu, pasukan Israel harus secara bertahap meninggalkan daerah padat penduduk dan mundur ke perbatasan Jalur Gaza. Perbatasan sektor ini dengan Mesir akan tetap berada di bawah kendali pasukan Israel selama gencatan senjata berlangsung. Menurut pemberitaan media Israel, Hamas di saat-saat terakhir mencoba menambahkan klausul dalam perjanjian yang mengharuskan Israel keluar, namun syarat tersebut ditolak.

Israel dan Hamas mencapai kesepakatan yang ditengahi oleh Amerika Serikat, Qatar dan Mesir, yang telah merundingkan gencatan senjata selama lebih dari setahun.

Pertempuran di Jalur Gaza dimulai setelah teroris Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 dan menyandera lebih dari 250 orang. Sekitar 1.200 lebih warga sipil terbunuh. Menanggapi serangan tersebut, Pasukan Pertahanan Israel melancarkan operasi pengeboman dan darat di Jalur Gaza. Menurut kementerian kesehatan Gaza, yang dikendalikan oleh Hamas, lebih dari 46.000 penduduk di jalur tersebut telah terbunuh selama perang.

Menurut yang terbaru dataHamas terus menyandera sekitar 100 orang. Sepertiga dari mereka diyakini tewas.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.