Kremlin menganggap posisi pemerintahan Presiden AS Joe Biden “tidak bertanggung jawab,” yang menurut laporan media, mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh. Sekretaris Pers Presiden Rusia Dmitry Peskov menyatakan hal ini pada sebuah pengarahan, lapor Interfax.

Dia menyebut serangan rudal ATACMS Amerika dan rudal Storm Shadow Inggris di wilayah Rusia merupakan “eskalasi baru.”

“Ini adalah posisi yang sangat tidak bertanggung jawab yang diambil oleh pemerintahan AS yang akan berakhir masa jabatannya. Mereka terus menambah bahan bakar ke dalam api konflik ini, dengan segala cara mencegah setidaknya beberapa dinamika menuju penyelesaiannya, sambil menggunakan Ukraina sebagai instrumen dalam perang mereka dengan Federasi Rusia,” kata Peskov.

Juru bicara Kremlin juga ditanya apakah Rusia mendapat konfirmasi bahwa rudal Storm Shadow digunakan untuk menyerang wilayah Kursk pada 20 November. Peskov menjawab bahwa dia tidak ingin mengomentari topik “yang merupakan hak prerogatif militer kita, departemen militer. .”

The Guardian, Bloomberg, BBC News dan media lainnya, mengutip sumber, melaporkan bahwa pada 20 November, Ukraina untuk pertama kalinya menggunakan rudal jarak jauh Storm Shadow Inggris untuk menyerang sasaran di Rusia. Puing-puing rudal ditemukan di desa Maryino, wilayah Kursk.

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pada malam tanggal 19 November, Angkatan Bersenjata Ukraina menyerang fasilitas militer di wilayah Bryansk dengan enam rudal ATACMS jarak jauh. Sesaat sebelum ini, diketahui bahwa pemerintahan Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan rudal tersebut untuk menyerang sasaran di Rusia. Selain itu, menurut The Times, sumber senior pemerintah Inggris mengatakan bahwa pembatasan AS terhadap penggunaan rudal Storm Shadow oleh Ukraina untuk menyerang Rusia telah dicabut.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.